KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah brent melaju hingga US$ 71 per barel pada Senin (8/3). Lonjakan harga minyak acuan internasional ini disebabkan oleh serangan misil dan drone oleh pasukan Houthi dari Yaman, walaupun serangan berhasil dicegah.

Dikutip dari Bloomberg, harga minyak brent kontrak bulan Mei di ICE Futures mencapai US$ 71,38 per barel. Ini adalah harga tertinggi minyak brent sejak 8 Januari 2020.

Harga minyak mentah west texas intermediate (WTI) kontrak April di Nymex naik 2,4%, menjadi US$ 67,69 per barel. Harga ini merupakan harga tertinggi sejak Oktober 2018.

Tips Menabung Aman, Menguntungkan, dan Fleksibel di Bank Digital Bunga Tinggi

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, faktor yang mendorong kenaikan harga minyak tidak hanya dari pasukan Houthi tapi juga dari pasokan. OPEC+ untuk tetap mempertahankan kuota produksi setiap negara.

Baca Juga: Swiss buka pintu ekspor CPO Indonesia, bisa jadi jalan ke negara Eropa lain

"Komitmen OPEC+ untuk tetap mempertahankan kuota produksi itu yang mendorong sentimen untuk minyak dalam beberapa bulan terakhir. bahkan dari tahun-tahun sebelumnya," kata Alwi.

Menurut Alwi, komitmen ini terlihat ketika harga minyak jatuh di bawah angka 0, yang kemudian ada komitmen dari produsen minyak untuk menstabilkan harga dengan memangkas besar-besaran kuota produksi mereka, yang sampai saat ini tetap dijalankan. "Itu yang memberi dorongan positif untuk harga minyak, tahun ini naik ke level tertinggi dalam 13 bulan terakhir," ujar Alwi.

Baca Juga: Imbas serangan Houthi, harga minyak kompak menguat lebih dari 2% pada hari ini (8/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News