Komitmen Prancis dalam pembangunan koridor ekonomi capai US$10 miliar



JAKARTA. Arus investasi asing di program koridor ekonomi semakin kencang. Kali ini komitmen investasi ke program unggulan pembangunan ekonomi Indonesia itu datang dari Prancis.Minat Prancis itu terungkap dalam pertemuan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dengan Menteri Keuangan dan Industri Prancis, Christine Lagarde. Dalam pertemuan itu, Lagarde membawa sekitar 40 pengusaha. "Saya melihat Prancis sangat optimistis dan kita dapat meraih investasi yang cukup besar. Saya perkirakan dalam koridor ini tidak akan kurang dari US$ 10 miliar," ujar Hatta di kantornya, Jumat (25/2).Hatta memberi contoh, perusahaan pertambangan Prancis, Eramet akan membenamkan dana segar senilai US$ 5 miliar untuk membangun pabrik pengolahan (smelter) nikel. Lokasinya berada di Halamahera, Maluku Utara.Selain itu, mereka juga ingin terlibat dalam proyek Bandung Metropolitan. Salah satunya, pembanguna rel kereta api Padalarang-Cicalengka senilai US$ 175 juta. "Kalau itu dibangun akan membantu mengatasi keruwetan kemacetan," katanya.Bukan itu saja, kata Hatta, investor Prancis juga berminat dalam pengembangan geothermal serta mengembangkan satelit nonkomersial untuk kepentingan informasi perkembangan cuaca dan perubahan iklim.Hatta bilang, rencana investasi itu akan dibahas bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. "Dilakukan suatu special treatment dan nanti akan duduk bersama," terang mantan Menteri Sekretaris Negara itu.Asal tahu saja, sebelumnya pemerintah sudah mendapat komitmen investasi pembangunan koridor ekonomi dari Jepang sekitar US$ 60 miliar dan Korea Selatan US$ 20 miliar.Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, ada sekitar 100 perusahaan Prancis yang beroperasi di Indonesia. "Perusahaan-perusahaan itu bergerak di bidang industri dirgantara, telekomunikasi, energi, pertambangan logistik, infrastruktur dan keuangan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie