Komitmen TubanPetro Menggagas Keberlanjutan dalam Industri Petrokimia



KONTAN.CO.ID - Industri petrokimia saat ini tengah fokus pada isu keberlanjutan seiring dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan populasi yang tumbuh pesat juga kehadiran target net-zero (kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi) di masa depan.

Berdasarkan proyeksi Independent Commodity Intelligence Services (ICIS), permintaan petrokimia di kawasan Asia diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 4,0% sehingga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi dan harus diatasi dengan penerapan teknologi baru. 

Bagi grup PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro), keberlanjutan, inovasi, penyesuaian, bukan sekadar kata kunci namun merupakan visi integral untuk terus bertumbuh di masa depan. Manajemen TubanPetro berkomitmen mengurangi dampak lingkungan, mendorong tanggung jawab sosial, mendorong inovasi dan teknologi, serta menjalankan prinsip net zero secara bertahap untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 


Baca Juga: Kinerja Industri Petrokimia Terpapar Kenaikan Harga Minyak dan Serbuan Produk Impor

Bukti nyata telah dilakukan anak usaha TubanPetro, PT Polytama Propindo (Polytama) dalam mengatasi isu pengelolaan sampah dengan mengubah fine polymer menjadi produk bernilai ekonomi.  Limbah fine polymer dikelola oleh kelompok perajin paving block yang ada di Desa Sudimampir dengan pengawasan Polytama. Kelompok pengolah eco paving itu telah terintegrasi dengan Kelompok Masyarakat Pecinta Tjimanoek dan Kelompok Taman Kehati.

Tak dapat dipungkiri, salah satu tantangan terbesar dalam industri petrokimia adalah ketergantungan pada bahan baku fosil, seperti minyak bumi dan gas alam. Penggunaan sumber daya ini tidak hanya meningkatkan risiko terhadap pasokan yang terbatas tetapi juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.

Salah satu pendekatan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil adalah dengan mengembangkan bahan baku alternatif. Teknologi terkini telah memungkinkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut termasuk penggunaan biomassa dan limbah organik sebagai bahan baku produksi petrokimia. Teknologi seperti katalis hijau dan proses produksi yang lebih hemat energi meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi emisi.

Pendekatan teknologi memperkuat upaya implementasi ekonomi sirkular di industri petrokimia. Daur ulang plastik dan limbah lainnya menjadi bahan baku sekunder dapat mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru dan meminimalkan limbah.

Melalui teknologi baru, industri petrokimia dapat mengembangkan plastik yang lebih mudah terurai,  bahkan bioplastik yang sepenuhnya terurai di alam. Selain itu pemanfaatan teknologi otomatisasi dan robotika untuk memisahkan, membersihkan, dan mendaur ulang berbagai jenis plastik dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan penggunaan bahan baku baru dalam proses produksi.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Dukung Hilirisasi Industri&Petrokimia lewat Pabrik Kaltim Amonium

Perluasan kapasitas produksi yang tengah dilakukan TubanPetro saat ini, memperhatikan upaya keberlanjutan untuk penguatan struktur industri petrokimia dalam negeri, agar bisa tumbuh mendukung pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Perluasan kapasitas produksi dan terciptanya pabrik petrokimia terintegrasi TubanPetro akan menyehatkan kondisi devisa negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal