Komnas HAM Sebut Korban Tragedi Kanjuruhan Karena Gas Air Mata, Cek Bahaya & Efeknya



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menegaskan 132 korban meninggal dalam tragedi kerusuhan Kanjuruhan karena penembakan gas air mata oleh kepolisian. Berikut bahaya dan efek negatif penggunaan gas air mata.

Dilansir dari Kompas.com, Komnas HAM Choirul Anam menegaskan gas air mata menjadi penyebab utama yang membuat 132 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan. Temuan tersebut berdasarkan hasil investigasi Komnas HAM yang terjun langsung ke lapangan dengan menemui beberapa korban hingga personel Brimob.

Hal ini disampaikan Anam usai bertemu Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022) malam. “Kami pertegas ini bahwa kenapa peristiwa Kanjuruhan, tragedi kemanusiaan Kanjuruhan 132 orang meninggal itu, penyebab utamanya apa? Penyebab utamanya adalah gas air mata,” ungkap Anam.


Anam menyatakan, gas air mata yang ditembakan ke arah tribune penonton hingga kerumunan massa membuat mereka mengalami kepanikan. Ketika panik, mereka kemudian berlari menuju pintu keluar sembari menahan sakit mata dan dada akibat tembakan gas air mata.

Ketika massa berada di pintu keluar, mereka justru berdesak-desakan tidak bisa keluar dan akhirnya korban berjatuhan. “Di titik itulah banyak korban berjatuhan,” ungkap Anam.

Baca Juga: Polri: 131 Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Karena Kurang Oksigen, Bukan Gas Air Mata

Sebenarnya, FIFA telah melarang penggunaan gas air mata untuk penertiban kerusuhan di stadion. Namun larangan FIFA terkait penggunaan gas air mata ini dilupakan pihak kepolisian saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema Malang vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022.

Efek / bahaya gas air mata

Larangan FIFA terkait penggunaan gas air mata bukan tanpa sebab. Penggunaan gas air mata bisa menimbulkan beragam dampak negatif atau efek yang berbahaya bagi kesehatan.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengungkapkan, gas air mata ada beberapa jenis, namun yang sering digunakan yakni Chlorobenzalmalonitrile atau CS. "Senyawa CS diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).

"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang menyebabkan rasa nyeri," jelas dia. Ditambahkan oleh Agus, rasa nyeri dapat berlangsung pada jangka waktu sekitar 1 jam jika tidak langsung diatasi, bahkan efek nyeri dapat berlangsung selama 5 jam.

Dirangkum dari pemberitaan Kompas.com, berikut efek / bahaya gas air mata:

  • Gangguan pada mata
Efek / bahaya gas air mata yang pertama adalah gangguan pada mata. Sesaat setelah terpapar gas air mata, dampaknya bisa membuat mata berair, gatal, panas seperti terbakar, tidak bisa melihat untuk sementara, pandangan kabur. Paparan gas air mata dari jarak dekat bisa menyebabkan efek jangka panjang berupa pendarahan mata, kerusakan mata, katarak, erosi kornea, sampai kebutaan.

  • Gangguan pernapasan
Efek / bahaya gas air mata yang kedua adalah gangguan pernapasan. Efek gas air mata juga bisa menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Saat menghirup kabut gas ini, orang bisa tersedak, hidung dan tenggorokan terasa panas dan gatal, sesak napas, batuk-batuk, mual dan muntah, atau diare.

Orang dengan riwayat gangguan pernapasan berisiko mengalami gagal napas. Dalam kasus yang parah seperti paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau di ruang tertutup dalam jangka waktu lama, dampak gas air mata bisa menyebabkan kematian.

  • Gangguan pada kulit
Efek / bahaya gas air mata yang ketiga adalah gangguan pada kulit. Paparan gas air mata pada area kulit yang terbuka bisa menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Untuk kasus yang parah, iritasi bisa berlangsung selama berhari-hari dengan gejala gatal, kulit ruam kemerahan, melepuh, atau mengalami luka bakar.

  • Gangguan kesehatan mental
Efek / bahaya gas air mata yang keempat adalah gangguan kesehatan mental. Dampak gas air mata tak hanya pada kesehatan fisik, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan menyal. Beberapa orang yang terkena paparan gas air mata dalam situasi penuh tekanan atau berulang bisa mengalami gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).

Saat mengingat atau mengalami peristiwa traumatis ini, orang tersebut detak jantung dan tekanan darahnya bisa melonjak. Kondisi ini bisa berbahaya pada orang yang punya riwayat penyakit jantung karena memicu serangan jantung.

Untuk diketahui, efek gas air mata di atas tergantung tempat paparan di ruang tertutup atau terbuka, konsentrasi zat yang digunakan, jarak Anda dengan gas air mata yang dilepaskan, kondisi situasi saat zat dilepaskan, dan riwayat kesehatan secara keseluruhan.

Itulah bahaya / efek negatif penggunaan gas air mata. Semoga kepolisian tidak lagi menggunakan gas air mata untuk menertibkan massa.

(Mahardini Nur Afifah, Mochamad Sadheli, Achmad Nasrudin Yahya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan, Melanggar Aturan FIFA", dan "4 Efek Gas Air Mata pada Kesehatan yang Perlu Diwaspadai", dan "Komnas HAM: Gas Air Mata Penyebab Utama 132 Korban Meninggal di Tragedi Kanjuruhan",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News