Komoditas Energi Jadi Primadona Perdagangan Komoditas di Awal 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Komoditi ICDX menyebut komoditas energi menjadi primadona perdagangan komoditas di awal tahun 2023.

Hal itu disebabkan meningkatkan aktivitas perjalanan akibat adanya pelonggaran pembatasan Covid-19 di China, sehingga mendorong permintaan untuk pemenuhan energi.

Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, ada beberapa fokus pasar pada kuartal-I 2023 untuk komoditas energi. Pertama, embargo produk turunan minyak Rusia pada 5 Februari 2023.


Lalu, OPEC yang menargetkan harga minyak 2023 stabil di kisaran US$ 80 - 90 per barel, dan kondisi Amerika Serikat (AS) yang masih mengalami krisis stok di cadangan strategis negara.

“Ada juga rencana penerapan batas harga untuk gas Rusia pada 15 Februari mendatang, dan China yangmelonggarkan izin impor batubara Australia,” ujarnya dalam Media Briefing Commodity Outlook Q1 2023 ICDX Group Research, Rabu (25/1).

Baca Juga: Tahun Ini, Emas Diprediksi Kembali Menjadi Primadona Investasi

Sementara, untuk crude palm oil (CPO), topik utama yang memengaruhi pergerakan harga di kuartal-I 2023 adalah pembukaan wilayah China.

“Ada juga soal mandat pemerintah Indonesia mengenai program pencamburan bahan bakar nabati atau Biodiesel (B35), bulan Ramadhan, serta pengurangan impor minyak sawit oleh Eropa,” kata Girta.

Lebih lanjut, Girta mengatakan, peristiwa ekonomi dan politik global saat ini juga akan terus mempengaruhi harga komoditas di pasar.

Baca Juga: Tahun Ini, ICDX Targetkan Volume Transaksi Berjangka Komoditi Sebanyak 10 Juta Lot

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat