KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas minyak diproyeksi masih punya prospek yang cerah. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Samuel Glenn memprediksi harga minyak mentah akan stabil di kisaran US$ 70 –US $75 per barrel sampai kuartal I-2022. Namun, jika permintaan terhadap minyak masih tinggi, seperti kebutuhan dari sektor industri di China dan Amerika Serikat (AS), Glenn mengestimasikan di pertengahan tahun 2022, harga minyak bisa kembali naik ke level US$ 80 per barrel. Glenn menyebut, harga minyak mentah sempat turun di awal Desember 2021, yang disebabkan oleh sentimen penyebaran varian Covid-19 omicron yang dikhawatirkan mengganggu permintaan minyak untuk kegiatan industri dan transportasi.
Anggota organisasi eksportir minyak (OPEC), khususnya Rusia dan Arab Saudi menyetujui untuk meningkatkan
output minyak di Januari. Hal ini memberi efek psikologis pasar bahwa
supply akan menumpuk.
Baca Juga: Saham emiten CPO kompak turun, simak prospek dan rekomendasi saham dari analis Namun, yang menarik adalah AS selaku pemilik cadangan minyak terbanyak di dunia, diperkirakan belum menaikkan
output minyak harian sebanyak 13 juta barel per hari (yang merupakan level sebelum Covid-19). Hal ini menjadi efek
conundrum (kebingungan) di pasar, karena Presiden AS menekan OPEC untuk menaikkan output, bukan produksi di negaranya sendiri. Sementara itu, dalam risetnya tertanggal 1 Desember 2021, Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menyebut, sentimen di industri migas juga datang dari potensi naiknya permintaan minyak, khususnya dari China. Juan memperkirakan permintaan migas dari China akan naik seiring dengan meredanya dampak Covid-19 yang mendorong pemulihan kegiatan ekonomi disertai kuota impor yang lebih tinggi. Adapun impor minyak mentah China menurun 7,9% secara
month-on-moth (Mom) pada Oktober 2021 menjadi 8,9 juta barel per hari. Level ini merupakan yang terendah sejak September 2018, karena kenaikan harga membuat perusahaan penyulingan milik negara menahan pembelian minyak mentah. Di sisi lain, penyulingan independen terkendala kuota impor yang terbatas. Impor minyak China kemungkinan akan meningkat setelah bulan Oktober karena pemerintah China telah mengeluarkan tambahan kuota 3,6 juta barel per hari.
Baca Juga: Permintaan diprediksi terus tumbuh, berikut rekomendasi saham Mark Dynamics (MARK) Juan mempertahankan
rating netral di sektor minyak dan gas Indonesia. Rekomendasi ini didasarkan pada pasokan minyak mentah yang lebih tinggi dari OPEC karena pemangkasan produksi pada 2022 akan berkurang, meningkatnya aktivitas pengeboran minyak dan gas di AS, dan permintaan minyak mentah yang lebih tinggi didukung oleh aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. “Kami memilih PT Medco Energy Tbk (MEDC) sebagai pilihan utama (
top picks) karena kami melihat potensi pertumbuhan laba bersih dari kenaikan harga minyak dan diversifikasi pendapatan melalui usaha ketenagalistrikan dan komoditas mineral,” tulis Juan dalam riset, Rabu (1/12).
Juan merekomendasikan beli saham MEDC dengan target harga Rp 870. Risiko rekomendasi ini diantaranya harga minyak mentah yang lebih rendah dari perkiraan dan perubahan regulasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi