JAKARTA. Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan, surplus neraca perdagangan sektor pertanian di tahun ini masih belum bisa diprediksi. Hal ini disebabkan harga komoditas perkebunan masih terpengaruh kondisi ekonomi global. Menurut Rusman, selama ini komoditas perkebunan telah menyumbang perdagangan yang signifikan bagi pertanian. Menurut data Kementerian Pertanian sampai September 2012, total nilai surplus neraca perdagangan sektor pertanian mencapai US$ 33,39 miliar. "Dari jumlah itu, surplus perdagangan pertanian sebagian besar disumbangkan oleh komoditas perkebunan yang mencapai US$ 24 miliar," jelas Rusman kepada sejumlah wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, (30/8). Adapun, negara pengimpor komoditas perkebunan milik Indonesia masih didominasi China, Amerika Serikat, India, dan negara-negara Eropa.
Komoditas perkebunan sumbang surplus perdagangan
JAKARTA. Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan, surplus neraca perdagangan sektor pertanian di tahun ini masih belum bisa diprediksi. Hal ini disebabkan harga komoditas perkebunan masih terpengaruh kondisi ekonomi global. Menurut Rusman, selama ini komoditas perkebunan telah menyumbang perdagangan yang signifikan bagi pertanian. Menurut data Kementerian Pertanian sampai September 2012, total nilai surplus neraca perdagangan sektor pertanian mencapai US$ 33,39 miliar. "Dari jumlah itu, surplus perdagangan pertanian sebagian besar disumbangkan oleh komoditas perkebunan yang mencapai US$ 24 miliar," jelas Rusman kepada sejumlah wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, (30/8). Adapun, negara pengimpor komoditas perkebunan milik Indonesia masih didominasi China, Amerika Serikat, India, dan negara-negara Eropa.