JAKARTA. Melorotnya harga komoditi pertambangan dan nilai tukar rupiah belakangan ini tak pelak membuat PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk menahan laju produksinya. Penurunan produksi, otomatis membuat biaya belanja modal yang tercatat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2009 diperketat."Antam harus menurunkan semua biaya mengingat harga Nikel ke depan mungkin masih rendah seperti sekarang," ujar Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satriyo melalui pesan singkatnya kepada KONTAN, Jumat (21/11). Sayang, Bimo enggan menyebut berapa besar penghematan yang akan dilakukan perusahaan tahun depan.Sementara, Sekretaris Perusahaan Timah Abrun Abubakar mengaku juga belum bisa mengungkapkan berapa besar penghematan yang akan dilakukan perusahaan tahun depan."Saya belum tahu pasti angka pastinya. Tapi selalu ada kriteria prioritas dalam pertimbangan menetapkan biaya, baik Opex maupun Capex. Tapi jelas untuk rencana investasi akan sangat ketat dan prudent. Kecuali investasi yang sudah setengah jalan akan dipercepat supaya bisa segera bisa berkontribusi terhadap pendapatan perseroan," ujarnya.Sebelumnya, Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Sesmenneg BUMN) Said Didu bilang kementerian akan terus memonitor Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2009 karena mengkhawatirkan berlanjutnya krisis keuangan global. BUMN yang akan mendapat perhatian khusus adalah yang bergerak di sektor komoditi ekspor seperti agribisnis, tambang, manufaktur serta pupuk. Sementara, perusahaanyang fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti semen dianggap tidak bermasalah.Setidaknya ada tiga faktor yang akan dicermati kementerian yaitu perubahan nilai kurs, kebutuhan valuta asing, serta naik turunnya harga komoditi. Pasalnya, banyak biaya belanja perusahaan khususnya di sektor pertambangan yang harus dibayarkan dalam dolar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Komoditi Melorot, Antam dan Timah Mengerem Belanja Modal
JAKARTA. Melorotnya harga komoditi pertambangan dan nilai tukar rupiah belakangan ini tak pelak membuat PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk menahan laju produksinya. Penurunan produksi, otomatis membuat biaya belanja modal yang tercatat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2009 diperketat."Antam harus menurunkan semua biaya mengingat harga Nikel ke depan mungkin masih rendah seperti sekarang," ujar Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satriyo melalui pesan singkatnya kepada KONTAN, Jumat (21/11). Sayang, Bimo enggan menyebut berapa besar penghematan yang akan dilakukan perusahaan tahun depan.Sementara, Sekretaris Perusahaan Timah Abrun Abubakar mengaku juga belum bisa mengungkapkan berapa besar penghematan yang akan dilakukan perusahaan tahun depan."Saya belum tahu pasti angka pastinya. Tapi selalu ada kriteria prioritas dalam pertimbangan menetapkan biaya, baik Opex maupun Capex. Tapi jelas untuk rencana investasi akan sangat ketat dan prudent. Kecuali investasi yang sudah setengah jalan akan dipercepat supaya bisa segera bisa berkontribusi terhadap pendapatan perseroan," ujarnya.Sebelumnya, Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Sesmenneg BUMN) Said Didu bilang kementerian akan terus memonitor Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2009 karena mengkhawatirkan berlanjutnya krisis keuangan global. BUMN yang akan mendapat perhatian khusus adalah yang bergerak di sektor komoditi ekspor seperti agribisnis, tambang, manufaktur serta pupuk. Sementara, perusahaanyang fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti semen dianggap tidak bermasalah.Setidaknya ada tiga faktor yang akan dicermati kementerian yaitu perubahan nilai kurs, kebutuhan valuta asing, serta naik turunnya harga komoditi. Pasalnya, banyak biaya belanja perusahaan khususnya di sektor pertambangan yang harus dibayarkan dalam dolar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News