Komodo Bond ditawarkan dengan kupon 7,875%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menerbiktan obligasi global yang lebih dikenal dengan Komodo Bond. Obligasi global berdenominasi rupiah ini ditawarkan dengan kupon sebesar 7,875% dengan tenor tiga tahun. 

Seperti dikutip Bloomberg, Kamis (30/11), Komodo Bond ini didenominasi dalam mata uang rupiah. Namun, pembayaran pokok dan bunga dilakukan dalam dollar AS.

Bertindak sebagai joint bookrunners dalam penerbitan obligasi ini adalah Deutsche Bank, HSBC, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered.


Sebagai informasi, perolehan dana dari obligasi global ini kana digunakan JSMR untuk belanja modal. Selain itu, dialokasikan pula untuk akuisisi, serta kebutuhan modal kerja.

Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal pernah bilang kepada Kontan.co.id, target emisi Komodo Bond JSMR diprediksi mencapai US$ 200 juta hingga US$ 300 juta, atau sekitar Rp 4 triliun.

"JSMR butuh setidaknya belanja modal atawa capex Rp 17 triliun setiap tahun selama tiga tahun ke depan," ujar Donny. JSMR akan menjadikan portofolio jalan toln menjadi 31 jalan tol dari sebelumnya hanya 19 jalan tol. Panjang jalan tol juga akan bertambah menjadi 1.260 kilometer (km) dari sebelumnya 665 km.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, kupon yang ditawarkan oleh JSMR tergolong wajar. Hal ini disimpulkan dari penyematan rating, serta perbandingan kupon komodo bond dengan kebanyakan kupon Surat Utang Negara (SUN). “SUN pun kalau dilihat kuponnya berkisar 5%,” ujar Riska.

Peringkat BB+ yang disematkan oleh Standard & Poor’s untuk Komodo Bond belum menyentuh level investment grade. Rating tersebut masih berada pada level non-investment grade speculative. Menurut Riska, rating ini didasarkan pada utang JSMR.

Meski demikian, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan melihat bahwa secara investor tak perlu khawatir. Selain kaena secara fundamental JSMR masih dianggap mampu untuk membayar kupon obligasinya, pergerakan rupiah pun menurut Alfred masih cukup kuat.

Menelik kemungkinan penyerapan obligasi ini nantinya oleh pasar, Alfred maupun Riska masih optimis. Hanya saja, Alfred bilang cukup sulit untuk mengharapkan oversubscribed atau kelebihan permintaan yang tinggi. Pasalnya, menuju akhir tahun, Alfred melihat pelaku pasar tak cukup agresif.

Ditambah lagi, kebutuhan pendanaan yang besar dari JSMR membuat capex mereka membengkak. Hal ini kemudian menurut Alfred juga akan berimbas pada cash perusahaan yang makin ketat. Meski demikian, secara umum Alfred melihat bahwa penerbitan global bond di kondisi pasar saat ini cukup prospektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini