KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya permintaan daging ayam, terutama saat momen Lebaran diprediksi akan mengerek kinerja emiten
poultry pada kuartal kedua 2021. Selain itu, kinerja emiten pakan ternak di paruh pertama ini juga didorong oleh stabilnya harga namun broiler dan DOC. Meski demikian, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat permintaan di kuartal ketiga tahun ini tidak akan sebagus dari kuartal-kuartal sebelumnya. "Ditambah kondisi covid-19 belum bisa ditekan juga jumlah kasusnya," ujarnya, Senin (21/6).
Baca Juga: Sebagian besar harga saham LQ45 berkinerja negatif, ini prospeknya menurut analis Secara keseluruhan, Sukarno melihat kinerja emiten pakan ternak di tahun ini bisa jauh lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. Dilihat dari pergerakan harga sahamnya, sejumlah saham emiten pakan ternak ini mengalami pelemahan dalam waktu sepekan terakhir. Misalnya saja saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) yang terkoreksi 9,42% dalam seminggu, kemudian PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) turun, 3,80% dalam seminggu terakhir, dan saham PT Malindo Feedmill Tbk (
MAIN) turun 8,77%. Selain itu, saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk (
WMUU) menurun 11,34% dalam sepekan terakhir . Adapun saham PT Sierad Produce Tbk (
SIPD) melemah 5,30%. Menurut Sukarno, penurunan harga saham tersebut lantaran sebelumnya memang saham emiten pakan ternak sudah naik cukup tinggi. "Dan secara harga wajar mayoritas sudah sentuh berada di atas rata-rata. Jadi ada aksi
profit taking sehingga sahamnya turun," tambahnya. Ke depannya, ia melihat harga saham emiten pakan ternak masih bergerak dalam tren turun salam jangka pendek, sedangkan untuk jangka menengah cenderung
sideways. Baca Juga: Simak rekomendasi saham emiten tambang emas dari analis berikut Dari jajaran saham emiten pakan ternak, ia menjagokan saham JPFA, MAIN, dan CPIN. Sukarno merekomendasikan pelaku pasar saat ini sebaiknya tunggu harga turun lagi atau gunakan strategi BOW di-
support selanjutnya jika kembali turun. Secara
technical, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani bilang saham JPFA berada pada area
support saat ini dengan masih bergerak konsolidasi pada
range Rp 1.875- Rp 2.160.
"CPIN
downtrend namun dapat bertahan pada area
support-nya di level Rp 6.000 dan berpotensi menguji resisten di Rp 6.800- Rp 6.900. Selama tidak berhasil menembus resisten tersebut, CPIN masih memiliki potensi
downtrend, dan MAIN
downtrend dengan
support di Rp 720 dan resisten di Rp 810- Rp 835," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi