Kompak, Regulator dan Bankir Sepakat Mengerek Target Kredit Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tekanan perekonomian dan inflasi global terus menghantui, regulator dan bankir optimis prospek kredit masih deras hingga penghujung tahun. Melihat kinerja di pertengahan tahun, Bank Indonesia (BI) dan bank besar menaikkan target pertumbuhan kredit hingga dobel digit. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengerek target kredit perbankan jadi lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal tahun menjadi 9% hingga 11%. Padahal, bank sentral memasang outlook pertumbuhan kredit naik 6% hingga 8% di sepanjang 2022 pada awal tahun. 

Kini, BI lebih optimis mengenai pertumbuhan fungsi intermediasi perbankan melihat kondisi di paruh pertama 2022. Ia menyatakan fungsi intermediasi perbankan semakin membaik, utamanya pada sektor produktif yang terdiri dari kredit investasi dan modal kerja.


Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan tetap longgar. Terutama sektor industri, perdagangan, dan pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit. Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut. Tercermin dari perbaikan penjualan terutama sektor perdagangan dan industri. Ini meningkatkan kemampuan bayar korporasi serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi. 

Baca Juga: Naik 30%, Laba Maybank Indonesia (BNII) Capai Rp 663 Miliar pada Semester I

Bank Mandiri mengikuti langkah regulator dengan menggerek pertumbuhan kredit dari 8% menjadi 11% di sepanjang 2022. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan ekonomi makro Indonesia masih kuat sehingga permintaan kredit akan terus meningkat hingga penghujung tahun. 

Sedangkan Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan terdapat beberapa sektor yang akan menjadi penopang kredit hingga sisa tahun. Khusus untuk segmen wholesale akan datang dari food and beverage, manufaktur, konstruksi, perdagangan dan properti.  

Sedangkan untuk segmen ritel, Bank Mandiri akan mengoptimalkan sektor kredit kecil menengah, payroll loan, dan kredit konsumsi. Bank Mandiri juga akan fokus pada sektor yang memiliki outlook positif beserta mengandalkan layanan Livin’ untuk segmen ritel dan platform Kopra untuk i. 

“Hingga, Juni 2022, pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 12,22% year on year (yoy) menjadi Rp 1.138,31 triliun,” ujarnya pada Kamis (28/7).  

Salah satunya kredit korporasi yang menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan sebesar 10,6% yoy yakni dari Rp 369 triliun menjadi Rp 409 triliun pada akhir Juni 2022. Pertumbuhan kredit ini juga turut mendorong pertumbuhan total aset Bank Mandiri secara konsolidasi yang mencapai Rp 1.786 triliun atau tumbuh 13% yoy sampai dengan kuartal II 2022.  

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan akan merevisi target kredit dari 8% menjadi 10% di sepanjang 2022.  Ia melihat kemungkinan untuk meningkatkan kredit itu cukup besar, kita berharap ini bisa membantu pemulihan ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: Ekonomi Kuat, Bank Mandiri Kerek Target Kredit Jadi 11% di Sepanjang 2022

Ia melihat, dampak Covid-19 sebenarnya sudah mulai terkendali. Namun bayangan tantangan ekonomi global masih mengintai seperti kenaikan harga minyak serta kenaikan biaya logistik secara global.    

Kendati demikian, Jahja optimis prospek kredit akan terakselerasi di paruh kedua 2022. Lantaran mobilisasi masyarakat sudah kembali normal. Sehingga, pembelian barang dan jasa terus meningkat pesat dan memicu peningkatan kredit di seluruh sektor.    

BCA mencermati, permintaan kredit investasi terus meningkat seiring sektor riil yang melihat potensi ekspansi dan pengembangan bisnis ke depannya. Begitupun dengan mulai meningkatkan kredit modal kerja karena peningkatan perdagangan dan kenaikan biaya produksi dan bahan mentah korporasi membuat kebutuhan dana lebih besar untuk kapasitas produksi yang sama.    

Begitupun untuk kredit di sektor konsumer terus tumbuh seperti kredit kendaraan bermotor maupun kredit pemilikan rumah (KPR). Ini lah yang membuat BCA optimis kredit di semester 2 akan lebih bergairah lagi. 

“Kita mencermati seluruh sektor, tapi BCA lebih bagaimana performa perusahaan, bila industrinya jelek tapi perusahaannya bagus maka akan diberikan kredit. Bila industrinya bagus, tapi perusahaannya jelek maka tidak diberikan kredit,” tambah Jahja.   

BCA secara konsolidasi berhasil membukukan pertumbuhan kredit 13,8% yoy dari Rp 593,58 triliun menjadi Rp 675,36 triliun per Juni 2022. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1% YoY mencapai Rp310,2 triliun di Juni 2022. 

Begitupun Bank CIMB Niaga yang awalnya menargetkan kredit di 2022  naik 4% hingga 6% yoy. Kini bank bersandi saham BNGA ini merevisi target tersebut dengan lebih optimis ke level 7% hingga 10% yoy.  

Baca Juga: Laba Bank Danamon (BDMN) Melompat 70% Jadi Rp 1,7 Triliun hingga Semester I

“Kami mengacu kepada kesempatan yang ada sehubungan dengan peningkatan perekonomian dalam negeri. Juga melihat pertumbuhan kredit secara industri yang relatif sama dengan Bank CIMB Niaga,” ujar Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan kepada KONTAN. 

Guna mencapai target itu, Lani menyatakan bank akan tetap fokus mengoptimalkan peluang di segmen kredit ritel dan UMKM baik untuk bisnis kredit konvensional maupun pembiayaan syariah. Pada segmen ritel, CIMB Niaga akan mengandalkan kredit kendaraan bermotor (KKB) maupun kredit pemilikan rumah (KPR).  

Adapun Jumlah kredit dan pembiayaan yang disalurkan Naik 9,4% Yoy dari Rp 173,35 triliun menjadi Rp Rp189,69 triliun per Juni 2022. Terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis corporate banking yang meningkat 15,5% yoy dan consumer banking melesat 13,8% YoY.    

Adapun, kredit Pemilikan Rumah (KPR) bertumbuh sebesar 8,5% YoY, sementara Kredit Pemilikan Mobil meningkat sebesar 51,7% YoY, termasuk kontribusi dari anak perusahaan, PT CIMB Niaga Auto Finance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi