JAKARTA. Bisnis fesyen di Indonesia kian meriah. Buktinya, makin banyak muncul pemain baru yang membawa ciri khas masing-masing. Maklum, ciri khas menjadi salah satu kekuatan mereka dalam bersaing.Menurut Titin Agustina, produsen baju dengan merek Kenangan Manis, bila terjun ke bisnis ini tanpa memberikan nilai tambah pada produk, pebisnis akan menemui kesulitan saat bersaing dengan pemain lainnya. Apalagi, pasar fesyen Indonesia juga diramaikan oleh produk impor, seperti dari China, India dan Thailand yang harganya lebih miring. "Bisnis ini mudah ditiru, sehingga bila desainnya bagus tapi bahan biasa saja, harga justru cenderung jatuh di pasar," jelas Titin.Oleh karena itu, perempuan asal Bandung ini menggunakan sarung Majalaya sebagai bahan bakunya. Detil sarung yang apik dan corak tradisional yang khas membuat baju buatannya tampak unik. Sentuhan modern pun terlihat dari rancangan bajunya.
Kompetisi ketat, bisnis fesyen butuh ciri khas (1)
JAKARTA. Bisnis fesyen di Indonesia kian meriah. Buktinya, makin banyak muncul pemain baru yang membawa ciri khas masing-masing. Maklum, ciri khas menjadi salah satu kekuatan mereka dalam bersaing.Menurut Titin Agustina, produsen baju dengan merek Kenangan Manis, bila terjun ke bisnis ini tanpa memberikan nilai tambah pada produk, pebisnis akan menemui kesulitan saat bersaing dengan pemain lainnya. Apalagi, pasar fesyen Indonesia juga diramaikan oleh produk impor, seperti dari China, India dan Thailand yang harganya lebih miring. "Bisnis ini mudah ditiru, sehingga bila desainnya bagus tapi bahan biasa saja, harga justru cenderung jatuh di pasar," jelas Titin.Oleh karena itu, perempuan asal Bandung ini menggunakan sarung Majalaya sebagai bahan bakunya. Detil sarung yang apik dan corak tradisional yang khas membuat baju buatannya tampak unik. Sentuhan modern pun terlihat dari rancangan bajunya.