Kondisi cuaca berdasar BMKG, Basarnas, dan dugaan DPR



JAKARTA. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifika (BMKG) menduga adanya hujan deras saat pesawat jenis MA-60 milik PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) jatuh di perairan Kaimana Papua Barat. Deputi Meteorologi BMKG Tuwamin Mulyono mengutarakan, sekitar 6/8 bagian dari seluruh lingkup langit tertutup awan cumulonimbus dan cumulus. Jenis cumulonimbus merupakan awan pembawa hujan lebat dan petir. "Menurut pengamatan visual cuaca memang tidak baik. Banyak tutupan awan. Pengamatan itu dikuatkan citra satelit berwarna merah yang artinya hujan deras," tutur dia, pada rapat dengar pendapat (RDP) BMKG, Basarnas, PT MNA, dan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dengan Komisi V DPR RI, Rabu (18/5). Dia menjelaskan, alat pengukur suhu, tekanan udara, serta arah dan kecepatan angin di Stamet Penerbangan Utarom Kaimana memiliki status baik karena baru dikalibrasi pada 2010. Pada pukul 13.00 WIT angin bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan 5,4 km/jam. Ketika itu, sekitar 4/8 bagian lingkup langit tertutup awan cumulonimbus. Sementara dari arah lain bertiup angin dari arah timur laut dengan jarak pandang 3 km dengan tutupan mencapai 6/8 bagian lingkup langit. "Angin sekitar 3-4 knot, tidak begitu kencang," jelas dia. Di lain pihak, Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Nono Sampono mengutarakan, saat mengevakuasi semua korban kecelakaan, timnya menemukan banyak sekali sepatu, kaos kaki, dan celana panjang mengambang di perairan sekitar tempat jatuhnya pesawat milik MNA itu. "Kami tidak tahu apakah itu ada hubungannya dengan instruksi pilot atau apa sehingga banyak sepatu, kaos kaki, dan celana panjang di perairan. Mungkin ada baiknya menunggu hasil KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," tutur dia. Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Lazarus menduga, ada kesalahan teknis yang terjadi dengan pesawat sesaat sebelum jatuh di perairan Kaimana. Terutama dengan adanya temuan kaos kaki, sepatu, dan celana panjang itu. "Patut kita bertanya, apakah sebenarnya telah terjadi sesuatu dengan pesawat sehingga ada temuan barang-barang itu di perairan. Artinya, pilot sebenarnya telah mempersiapkan untuk pendaratan darurat karena ada kesalahan di pesawat. Hanya, mungkin memang perlu ada bukti pasti dari KNKT," papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.