KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Argentina telah mengumumkan langkah-langkah penghematan dalam upaya untuk mengatasi "kondisi darurat" akibat krisis mata uang negara itu. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Mauricio Macri mengatakan Argentina tidak dapat membelanjakan uang lebih dari pendapatan yang diperoleh. Pajak ekspor sejumlah biji-bijian dan produk lainnya akan meningkat dan sekitar separuh dari kementerian akan dihapuskan. Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Argentina belum mengumumkan kementerian mana saja yang akan ditutup atau digabung.
Argentina adalah eksportir tepung kedelai dan minyak kedelai terbesar di dunia. Negara ini juga merupakan produsen besar jagung, gandum dan kedelai mentah. Mulai 1 Januari, ekspor utama itu akan dikenakan pajak empat peso untuk setiap dollarnya. Produk yang diproses akan dikenakan pajak tiga peso untuk setiap dollar. Mengutip
BBC, Menteri keuangan Argentina Nicolas Dujovne mengumumkan langkah-langkah untuk memangkas defisit anggaran negara tahun depan dalam upaya untuk menghentikan pelemahan peso. Pemerintah berharap untuk mengurangi defisit ke level nol pada 2019. Edward Glossop, ekonom Amerika Latin di Capital Economics, mengatakan kebijakan tersebut jauh dari harapan. Dia mengkritik keputusan untuk dikenakannya kembali pajak ekspor. Menurutnya, kebijakan tersebut kembali ke kebijakan yang lebih intervensionis, seperti yang dilakukan oleh pendahulu Macri, Cristina Fernandez de Kirchner. "Kebijakan ini mengaburkan keputusan Presiden Macri untuk memotong pajak pertanian pada hari pertamanya dia menjabat pada Desember 2015 dan meliberalisasi pasar ekspor dan impor. Meningkatkan pajak ekspor sangat bertentangan dengan apa yang Presiden Macri perjuangkan dulu," tambahnya seperti yang dikutip dari
BBC. Seperti yang diketahui, nilai mata uang Argentina sudah terpangkas sekitar setengahnya tahun ini terhadap dollar AS, meskipun bank sentral negara tersebut sudah menaikkan suku bunga menjadi 60%. Dujovne dikabarkan akan melakukan perjalanan ke Washington pada Selasa untuk bertemu pimpinan Badan Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde. Pada Juni, Argentina dipaksa untuk mengambil pinjaman senilai US$ 50 miliar dari IMF. IMF merupakan sebuah organisasi yang masih sangat dibenci di negara itu, karena perannya dalam krisis ekonomi 2001 di Argentina. Pemerintah mengatakan langkah itu diperlukan untuk meyakinkan investor internasional, setelah terjadi penurunan ekspor pertanian, kenaikan harga energi, dan penguatan dollar yang pada akhirnya mendorong banyak orang untuk menarik dana dari negara itu.
Tiba-tiba saja, pelemahan peso terjadi. Tujuan Dujovne adalah untuk menyelesaikan kesepakatan yang akan mempercepat pembayaran IMF ke Argentina. IMF telah meminta Argentina untuk mengatasi defisit fiskal yang besar - sebuah langkah yang bertujuan mengurangi pengeluaran pemerintah. Argentina telah dilanda masalah ekonomi selama bertahun-tahun. Macri, yang terpilih tiga tahun lalu, berjanji untuk membalikkan tahun kebijakan proteksionisme yang dijalankan di bawah pemerintahan Fernandez.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie