KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/5) investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau
net sell hingga Rp 812,71 miliar.
Net sell pada hari Jumat menjadi yang tertinggi dibanding hari lainnya dalam sepekan. Asal tahu saja, dalam seminggu terakhir investor asing mencatatkan
net sell hingga Rp 1,65 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan
net sell minggu sebelumnya yang mencapai Rp 1,59 triliun.
Baca Juga: Analis prediksi IHSG lanjutkan pelemahan di pekan depan, apa alasannya? Padahal, pada perdagangan di pekan pertama bulan Mei ini pasar terlihat lebih sepi. Volume transaksi sebesar Rp 25,72 miliar dengan nilai transaksi hingga Rp23,20 triliun. Pada pekan sebelumnya, volume transaksi mencapai 37,1 miliar dan nilai transaksi sebesar Rp 32,6 5 triliun. Dalam riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang ditulis oleh Hariyanto Wijaya, Emma A. Fauni, dan Kevin Suryajaya,
net sell asing masih akan berlanjut di sepanjang bulan Mei. Keluarnya investor asing dari pasar Indonesia dipicu laba perusahaan sepanjang triwulan I 2020 yang berada di bawah ekspektasi. Selain itu, mereka memprediksi PMI Manufaktur Indonesia masih akan terkontraksi di bulan Mei ini. "Memberikan lebih banyak tekanan pada IHSG," seperti yang tertulis dalam risetnya, Jumat (8/5). Tidak jauh berbeda, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani melihat
net sell asing masih mungkin akan terjadi ke depan. Apalagi melihat kondisi saat ini memungkinkan sentimen negatif mempengaruhi pasar yang
volatile.
Akan tetapi untuk nilainya, Hendriko memperkirakan akan lebih kecil dengan catatan tidak ada sentimen baru yang mempengaruhi pasar. "Kecenderungan yang saat ini diperdagangkan dengan
range sempit serta volume yang relatif kecil," jelasnya.
Baca Juga: Tak kunjung bagikan dividen, indeks IDX BUMN20 anjlok 38,31% dari awal tahun Berdasar catatan Kontan, di tengah investor asing yang terus keluar dari pasar, ada beberapa saham yang mencatatkan
net buy di pekan pertama Mei 2020. Misalnya, sektor perbankan ada PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) Rp 570,73 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) Rp 157 miliar, PT Bank CIMB Niaga Tbk (
BNGA) Rp 25,12 miliar, dan PT Bank Permata Tbk (
BNLI) Rp 21,06 miliar. Lalu di sektor barang konsumen seperti PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) Rp 148,63 miliar, PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) Rp 112,06 miliar, PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP) Rp 96,3 miliar.
Editor: Tendi Mahadi