TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia mengalami penurunan pada transaksi pagi ini (28/3). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.51 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% menjadi 135,69. Dalam setiap dua saham yang turun, hanya terdapat satu saham yang naik. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Sony Corp yang turun 4,2%, GS Yuasa Corp anjlok 14%, dan Nufarm Ltd anjlok 14%. Aksi jual bursa Jepang ditengarai akibat kecemasan krisis utang Eropa yang kian memburuk. Selain itu, data penjualan rumah yang tertunda di AS juga mencatatkan penurunan sehingga memburamkan outlook pendapatan para eksportir Asia. "Sentiman mengenai Eropa sangat buruk sekali. Ketidakpastian yang dihasilkan dari bailout perbankan di Siprus dan ketidakmampuan Italia membentuk pemerintahan baru memberatkan pasar. Hal ini mengingatkan kita bahwa Eropa akan menjadi sentimen negatif dalam beberapa tahun ke depan," papar Stephen Halmarick, head of investment markets research Colonial First State Global Asset Management. Sekadar catatan, di sepanjang tahun ini hingga kemarin, indeks MSCI Asia Pacific sudah melaju 5,2% seiring semakin membaiknya data ekonomi AS dan spekulasi bahwa Jepang akan terus mengucurkan stimulus. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kondisi Eropa memburuk, bursa Asia tak bersemangat
TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia mengalami penurunan pada transaksi pagi ini (28/3). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.51 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% menjadi 135,69. Dalam setiap dua saham yang turun, hanya terdapat satu saham yang naik. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Sony Corp yang turun 4,2%, GS Yuasa Corp anjlok 14%, dan Nufarm Ltd anjlok 14%. Aksi jual bursa Jepang ditengarai akibat kecemasan krisis utang Eropa yang kian memburuk. Selain itu, data penjualan rumah yang tertunda di AS juga mencatatkan penurunan sehingga memburamkan outlook pendapatan para eksportir Asia. "Sentiman mengenai Eropa sangat buruk sekali. Ketidakpastian yang dihasilkan dari bailout perbankan di Siprus dan ketidakmampuan Italia membentuk pemerintahan baru memberatkan pasar. Hal ini mengingatkan kita bahwa Eropa akan menjadi sentimen negatif dalam beberapa tahun ke depan," papar Stephen Halmarick, head of investment markets research Colonial First State Global Asset Management. Sekadar catatan, di sepanjang tahun ini hingga kemarin, indeks MSCI Asia Pacific sudah melaju 5,2% seiring semakin membaiknya data ekonomi AS dan spekulasi bahwa Jepang akan terus mengucurkan stimulus. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News