JAKARta. Kondisi keuangan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berpotensi memburuk tahun ini. Di saat kinerja operasional diproyeksikan tak maksimal, beban perseroan justru akan membengkak lantaran ada obligasi yang jatuh tempo pada tahun ini. Risiko likuiditas itulah yang mendasari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor\'s (S&P) menurunkan peringkat utang jangka panjang BTEL dari B menjadi CCC+, dengan outlook negatif. Utang itu termasuk utang obligasi BTEL yang jatuh tempo pada 2015 mendatang. Mehul Sukkawala, Credit Analyst S&P mengatakan kinerja operasional BTEL pada kuartal keempat tahun lalu tercatat di bawah target rating yang pernah disematkan S&P sebelumnya, yaitu \'B\'. "Kami juga memperkirakan kinerja keuangan BTEL tahun ini sangat rentan," ujar Sukkawala, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (9/2).
Kondisi finansial BTEL mulai memburuk
JAKARta. Kondisi keuangan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berpotensi memburuk tahun ini. Di saat kinerja operasional diproyeksikan tak maksimal, beban perseroan justru akan membengkak lantaran ada obligasi yang jatuh tempo pada tahun ini. Risiko likuiditas itulah yang mendasari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor\'s (S&P) menurunkan peringkat utang jangka panjang BTEL dari B menjadi CCC+, dengan outlook negatif. Utang itu termasuk utang obligasi BTEL yang jatuh tempo pada 2015 mendatang. Mehul Sukkawala, Credit Analyst S&P mengatakan kinerja operasional BTEL pada kuartal keempat tahun lalu tercatat di bawah target rating yang pernah disematkan S&P sebelumnya, yaitu \'B\'. "Kami juga memperkirakan kinerja keuangan BTEL tahun ini sangat rentan," ujar Sukkawala, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (9/2).