Kondisi ketahanan perusahaan dalam menghadapi PPKM darurat sangat rentan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan kondisi ketahanan perusahaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 terutama saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat terjadi sangat rentan.

Alasannya, selama masa PPKM darurat aktivitas perusahaan terhenti selama kurang lebih dua minggu. Kondisi sebut membuat sejumlah perusahaan tidak mempunyai pemasukan, namun di sisi lain harus menanggung beban biaya listrik, gaji karyawan, bahkan bunga bank pun tetap jalan.

“Ini kan ga mungkin pendapatan kurang terus pengeluarannya kurang juga. Yang paling enak itu kalau pendapatan berkurang atau ga ada pengeluarannya juga tidak ada. Ini sangat sulit, data tahannya sangat rentan. Banyak sekali perusahaan yang kesulitan,” ujar Hariyadi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/7).


Baca Juga: Penggiat pasar modal: Pasar lebih optimistis memasuki semester kedua tahun ini

Hariyadi mengatakan, selagi pandemi Covid-19 belum usai, para pengusaha akan terus kena imbasnya karena pengeluaran harus tetap ada. Dia mencontohkan banyak negara lain yang mencontohkan dengan menstimulus dunia usaha agar tidak bangkrut. Sehingga dari situ pemerintah harus mengambil intervensi.

Selain itu, Hariyadi berharap agar pemerintah tidak hanya memberikan banstuan sosial (bansos) bagi masyarakat saja, melainkan juga pada sektor usaha.

“Jangan sampai perusahaan disuruh susah sendiri. Minimal dibantu modal kerja, semua beban yang terkait dengan pemerintah seperti pengurangan beban listrik atau pajak bumi dan bangunan,” jelas Hariyadi.

Hariyadi juga merasa khawatir masa PPKM darurat ini apakah akan diperpanjang atau tidak mengingat belum ada kepastian dengan PPKM ini akan terjadi penurunan lonjakan Covid-19, maka pemerintah juga tidaknya memikirkan masyarakat namun harus memikirkan juga bagaimana nasib para pengusaha yang juga terkena imbasnya.

Baca Juga: Ada pembatasan sosial, Raffi Ahmad bakal bangun studio virtual

Untuk itu, Hariyadi meminta kepada pemerintah untuk turut memikirkan beban kerja perusahaan, juga membantu perbankan seperti membantu pinjaman tanpa bunga, sehingga bank tidak menekan kepada debiturnya.

Karena jika pengusaha berhadapan dengan bank, hanya akan ada perdebatan tanpa ada solusi. “Kalau tidak diperhatikan atau dibantu mau tidak mau ya kita tutup karena tidak tahan dengan semua beban yang dialami,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto