KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sebagian bankir mewaspadai risiko likuiditas di tahun ini, PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyebut kondisi likuiditas bank di kuartal II-2018 masih cukup kuat. Lea Kusuma Wijaya, Direktur Keuangan Bank Permata mengatakan, ke depan strategi bank tetap akan fokus ke pertumbuhan dana murah. "Yaitu tabungan dan giro," kata Lea kepada kontan.co.id, Jumat (6/7). Hal ini dilakukan untuk menjaga sumber likuditas secara sustainable. Menurut Lea, Bank Permata juga tetap akan menjaga rasio pendanaan di kisaran 0%-90%.
Sebagai gambaran rasio kredit dibandingkan DPK atau loan to deposite ratio (LDR) Bank Permata pada kuartal I-2018 tercatat sebesar 88,9%. Catatan saja, risiko likuiditas akan menjadi salah satu perhatian bankir pada tahun ini. Potensi risiko likuiditas di industri perbankan ini ditunjukkan dengan beberapa indikator. Pertama, indikator pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang lebih rendah dibanding pertumbuhan kredit. Per Mei 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan DPK 6,47% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan pertumbuhan kredit mencapai 10,26% yoy. Hal ini menyebabkan rasio likuditas perbankan semakin besar.