Kondisi Membaik, Qantas Airways Pesan 12 Pesawat Airbus A350-1000



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Qantas Airways Ltd Australia mengumumkan pemesanan 12 pesawat A350-1000 keluaran Airbus SE. Pesanan ini dilakukan agar perusahaan dapat melakukan penerbangan komersial terpanjang di dunia, untuk rute Sydney-London, secara langsung.

Selain 12 pesawat jenis 1350-1000, Qantas juga memesan 40 jet narrowbody untuk memperbaruinya armada domestik.

Maskapai ini juga mengatakan, dalam pengajuan terpisah, bahwa kondisi pasar membaik, dengan permintaan perjalanan domestik kembali lebih cepat dari yang diharapkan, memungkinkannya untuk mengurangi tingkat utang dan memperkirakan dapat kembali mencetak laba pada tahun keuangan mulai 1 Juli.


Reuters pada hari Minggu melaporkan, mengutip sumber, bahwa Qantas akan mengumumkan kesepakatan yang membawanya lebih dekat untuk meluncurkan penerbangan langsung yang memecahkan rekor hampir 20 jam antara Sydney dan London pada akhir tahun 2025.

"Keputusan dewan untuk menyetujui pesanan pesawat terbesar dalam penerbangan Australia adalah mosi percaya yang jelas di masa depan Grup Qantas," kata Kepala Eksekutif Alan Joyce dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Qantas Australia akan jual tanah seharga US$ 595 juta untuk bayar utang

Pengiriman 12 pesawat A350-1000 akan dimulai pada tahun 2025 dan selesai pada tahun 2028. Qantas juga memesan 20 unit A321XLR, dan 20 unit A220, yang akan tiba akhir tahun depan, dan juga termasuk opsi untuk membeli 94 unit pesawat lainnya yang akan tiba, hingga setidaknya 2034, katanya.

Qantas pada bulan Desember telah memilih Airbus sebagai pemasok pilihan untuk pesanan besar guna memperbarui armada pesawat berbadan sempit yang menua. Ini juga menjadi pukulan bagi pemasok lama Qantas, Boeing.

Operator dalam pembaruan perdagangannya mengatakan sementara mereka memperkirakan akan melaporkan kerugian operasional yang mendasari untuk tahun fiskal 2022, paruh kedua tahun ini diuntungkan dari kembalinya perjalanan domestik dan pemulihan permintaan perjalanan internasional.

Editor: Anna Suci Perwitasari