Kondisi PT Timah (TINS) masih solid, simak rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada semester I-2019 emiten pelat merah PT Timah Tbk (TINS) membukukan pendapatan sebesar Rp 9,65 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 120,32% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) dari Rp 4,38 triliun.

Dus, laba TINS juga terkerek naik 20,66% yoy menjadi Rp 205,29 miliar. 

Vice President Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali melihat, kenaikan tersebut utamanya didorong oleh adanya peningkatan produksi. Ke depan, peningkatan harga timah di kuartal III-2019 bisa menjadi katalis positif bagi TINS.


Baca Juga: PT Timah (TINS) membukukan pendapatan Rp 9,65 triliun, naik 120,32% yoy

Di mana harga timah dunia naik dari US$ 1.917 per ton menjadi US$ 2.100 per ton atau naik 9,52% yoy. "Artinya bila volume tidak meningkat, dari harga jual saja sudah meningkat 9,54% secara kuartal," jelas Frederik. 

Selain itu, permintaan timah masih terus berkembang seiring dengan kebutuhan elektronik yang meningkat. Terutama untuk manufaktur perangkat komputer dan juga besi baja untuk konstruksi. 

Kendati begitu, dalam jangka waktu dekat prospek bisnis timah juga masih riskan. Apalagi kegiatan manufaktur secara global belum bertumbuh secara pesat. PMI Tiongkok masih kontraksi, sementara itu PMI Amerika Serikat juga di level 49,1 yang artinya juga terkontraksi.

Sementara itu PMI Eropa berada di level 47. 

Baca Juga: Tambang Bumi Resources Minerals (BRMS) di Palu bersiap memproduksi emas

"Jadi masih ada risiko peningkatan volume bisa terbatas, namun kebutuhan untuk menyokong perangkat teknologi terbaru masih cukup besar untuk jangka panjang," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli