KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung suksesnya kegiatan Global Conference On Beneficial Ownership Transparency di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat. Di acara yang dihadiri 250 delegasi dari 52 negara ini, Kemenpar menyajikan sejumlah cultural performance, Angklung Udjo dan accoustic band. Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah karena berbagai kemajuan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mendorong transparansi Beneficial Ownership. Hal ini juga turut berimbas pada kemajuan wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition) yang sedang digenjot Kemenpar. "Konferensi tersebut menjadi langkah awal yang bagus dan makin meningkatkan kepercayaan duni internasional terhadap Indonesia. Apalagi sebentar lagi juga akan diselenggarakan Anual Meeting IMF-WB dan Asian Games," ujar Esthy dalam keterangan yang diterima KONTAN, Jumat (27/10). Selain itu, Esthy juga menyatakan bahwa Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini merupakan bagian dari road to annual meeting IMF yang akan diadakan di Indonesia tahun mendatang. “Jadi ini seperti semacam pra-event juga untuk agenda besar IMF Meeting di Indonesia 2018,” ujarnya. Sebanyak 52 delegasi negara anggota Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) menghadiri acara ini membahas transparansi Beneficial Ownership (BO) dari aktivitas perekonomian. Menteri Pariwisata Arief Yahya turut senang Indonesia makin dipercaya lembaga-lembaga internasional menggelar konferensi. Menurutnya, hal ini membuktikan wisata MICE di Indonesia memiliki prospek yang cerah. "Kota-kota yang memiliki objek atraksi wisata, juga memiliki fasilitas convention hall, lengkap amenitasnya, akan dipromosikan MICE-nya," jelas Arief Yahya.
Konferensi beneficial ownership bisa kerek MICE
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung suksesnya kegiatan Global Conference On Beneficial Ownership Transparency di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat. Di acara yang dihadiri 250 delegasi dari 52 negara ini, Kemenpar menyajikan sejumlah cultural performance, Angklung Udjo dan accoustic band. Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah karena berbagai kemajuan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mendorong transparansi Beneficial Ownership. Hal ini juga turut berimbas pada kemajuan wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition) yang sedang digenjot Kemenpar. "Konferensi tersebut menjadi langkah awal yang bagus dan makin meningkatkan kepercayaan duni internasional terhadap Indonesia. Apalagi sebentar lagi juga akan diselenggarakan Anual Meeting IMF-WB dan Asian Games," ujar Esthy dalam keterangan yang diterima KONTAN, Jumat (27/10). Selain itu, Esthy juga menyatakan bahwa Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini merupakan bagian dari road to annual meeting IMF yang akan diadakan di Indonesia tahun mendatang. “Jadi ini seperti semacam pra-event juga untuk agenda besar IMF Meeting di Indonesia 2018,” ujarnya. Sebanyak 52 delegasi negara anggota Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) menghadiri acara ini membahas transparansi Beneficial Ownership (BO) dari aktivitas perekonomian. Menteri Pariwisata Arief Yahya turut senang Indonesia makin dipercaya lembaga-lembaga internasional menggelar konferensi. Menurutnya, hal ini membuktikan wisata MICE di Indonesia memiliki prospek yang cerah. "Kota-kota yang memiliki objek atraksi wisata, juga memiliki fasilitas convention hall, lengkap amenitasnya, akan dipromosikan MICE-nya," jelas Arief Yahya.