KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perselisihan antara badan sepak bola top Eropa dan serikat pemain Fifpro dengan FIFA semakin memanas, dengan pengajuan keluhan hukum terhadap FIFA kepada Komisi Eropa. Tuduhan ini berkaitan dengan dugaan "penyalahgunaan dominasi" oleh FIFA, terutama terkait dengan kalender pertandingan internasional yang semakin padat.
Latar Belakang Perselisihan
Konflik ini telah berlangsung lama, terutama mengenai jumlah pertandingan yang harus dihadapi para pemain dalam satu musim. Seiring dengan peningkatan jumlah kompetisi dan pertandingan, para pemain dan klub merasa bahwa kalender sepak bola telah menjadi terlalu penuh, yang mengakibatkan kelelahan fisik dan mental bagi para pemain.
Keluhan hukum yang diajukan oleh European Leagues, yang mewakili 39 liga dari 33 negara termasuk Premier League, serta cabang Eropa dari Fifpro, menuduh FIFA telah menyalahgunakan perannya di bawah hukum persaingan Eropa dengan secara sepihak menetapkan kalender pertandingan internasional. La Liga Spanyol, meskipun bukan anggota European Leagues, turut bergabung dalam aksi ini.
Baca Juga: Nilai Transfer Bintang FC Barcelona Lamine Yamal Melonjak Pesat Masalah Utama
Inti dari perselisihan ini adalah kalender sepak bola yang semakin padat. Perluasan kompetisi seperti Liga Champions dan Liga Europa menjadi sorotan utama, di mana jumlah tim yang bertanding meningkat menjadi 36 dan fase pertama kompetisi bertambah dari enam menjadi delapan pertandingan. Sementara itu, Piala Dunia Klub FIFA 2025, yang diperluas dan akan diadakan di Amerika Serikat, dianggap sebagai "titik kritis" oleh para pemain dan klub karena memperburuk beban pertandingan. Para pemain seperti Rodri dari Manchester City telah menyatakan frustrasi mereka, dengan beberapa bahkan mengancam akan melakukan mogok jika masalah ini tidak segera diatasi. Mereka mengeluhkan jadwal yang padat yang hampir tidak memberikan waktu istirahat antara musim.
Perspektif FIFA dan UEFA
FIFA membela keputusan mereka, dengan mengatakan bahwa perubahan kalender telah melalui proses konsultasi yang melibatkan Fifpro dan World League Association. Mereka juga menuduh beberapa liga, terutama di Eropa, sebagai hipokrit karena sering kali lebih memilih jadwal yang diisi dengan pertandingan persahabatan dan tur musim panas. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengakui bahwa kalender pertandingan telah mencapai kapasitas maksimal, namun ia menekankan bahwa hanya sebagian kecil pemain yang mengeluh, biasanya dari klub-klub besar dengan pemain bintang yang menerima gaji tinggi.
Baca Juga: FIFA Membuka Dialog Soal Aturan Transfer Pemain Pasca Putusan Uni Eropa Langkah Berikutnya
Komisi Eropa diharapkan memulai penyelidikan pendahuluan terhadap keluhan ini, yang bisa memakan waktu hingga 12 bulan. Jika terbukti ada penyalahgunaan dominasi oleh FIFA, maka akan dibuka penyelidikan formal. Sementara itu, pemain dan serikat pekerja terus menekan FIFA untuk mengambil langkah nyata dalam menangani masalah ini, termasuk kemungkinan mogok jika tidak ada solusi yang memuaskan. Dalam kesimpulannya, perselisihan ini mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat antara kepentingan komersial FIFA dengan kesejahteraan pemain dan kelangsungan kompetisi domestik. Pihak yang terlibat berharap adanya penyelesaian yang adil demi masa depan sepak bola yang lebih berkelanjutan.
Editor: Handoyo .