KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai meredanya konflik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran membuat tenaga yen Jepang mulai kendor untuk melanjutkan penguatan. Hal ini tampak dari pergerakan pasangan USD/JPY pada perdagangan Kamis (9/1) yang menguat 0,32% ke level 109,47. Analis Solid Gold Berjangka Sunarti mengatakan, melemahnya yen Jepang terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (9/1) karena sentimen pasar yang positif seiring meredanya ketegangan di Timur Tengah (Timteng) dan membawa pasangan USD/JPY bertahan di atas level 109.
Baca Juga: Yen menyentuh level tertinggi tiga bulan di tengah eskalasi tensi Timur Tengah Sunarti menjelaskan, ketegangan mulai mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan tidak akan ada tindakan militer lebih lanjut untuk saat ini. Sementara Teheran tampaknya telah mengendurkan ancamannya. Ditambah lagi, Trump yang memilih untuk memberikan sanksi ekonomi terbaru kepada Iran daripada menyerukan tindakan militer, memicu harapan bahwa ketegangan di antara kedua negara akan mereda. Hal ini menyebabkan terjadinya aksi
sell-off pada aset-aset
safe haven seperti emas dan yen Jepang. Di sisi lain data indeks kepercayaan rumah tangga Jepang dalam basis tahunan
year on year (yoy) dilaporkan turun menjadi -29,8 pada Desember 2019, sekaligus jadi yang terburuk sejak 2014. Data tersebut juga menambah sentimen negatif bagi performa mata uang Negeri Sakura. Sebaliknya,
greenback justru mendapat dukungan dari data tenaga kerja AS yang dirilis lebih tinggi dari perkiraan yang biasanya digunakan untuk memprediksi data
non farm payroll (NFP) AS yang bakal dirilis Jumat (10/1) malam. "Jika data NFP AS dirilis positif, maka dollar AS akan cenderung menguat dan menekan kinerja yen Jepang, sehingga pasangan USD/JPY berpotensi untuk lanjutkan akselerasinya," kata Sunarti kepada Kontan.co.id, Kamis (9/1). Secara teknikal, pasangan USD/JPY dalam kondisi
up trend di jangka pendek. Ini tampak dari pergerakan harga yang berada di atas
fibonacci 61,8% (108,79), serta MACD di bawah 0 dengan arah naik.
Sementara itu, indikator
Relative Strengh Index (RSI) berada di area 51,76 dan menunjukkan tren
bullish. Secara umum USD/JPY berpotensi untuk terapresiasi menuju level
fibonacci 100% (109,72).
Baca Juga: USD/JPY berpotensi koreksi pasca AS-China capai kesepakatan dagang fase I Adapun rekomendasi untuk pasangan mata uang ini adalah beli di akhir pekan (10/1), selama harga bergerak di atas 108,95. Di mana harga cenderung bergerak di kisaran
resistance 109,72 dan 110, sedangkan untuk
support berada di 108,78 dan 108,49. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi