Konflik berdarah antar anggota gereja di Afrika Selatan, 5 meninggal 6 luka-luka



KONTAN.CO.ID - Johannesburg. Aksi teror yang berujung kematian terjadi di sebuah gereja di Afrika Selatan. Diduga, kasus ini terjadi karena konflik antar anggota gereja.

Sebanyak 5 orang diyatakan tewas dan lebih dari 40 orang ditangkap setelah insiden penyanderaan di sebuah gereja di Afrika Selatan, Sabtu (11/7/2020).  Pihak kepolisian dan militer menyatakan insiden tersebut terjadi di  International Pentecostal Holiness Church di Kota Zuurbekom, Afrika Selatan.

Baca juga: Orang hilang, ada hadiah US$ 10.000 atau Rp 143 juta bagi yang tahu keberadaannya 


Pihak berwenang mendapat laporan penyanderaan di gereja tersebut dan langsung menuju lokasi. Saat sampai di lokasi kejadian, polisi menemukan 4 jenazah yang telah tertembak dan terbakar di dalam mobil. Korban meninggal satunya berada di mobil lain.

Sementara itu, jumlah korban luka dilaporkan sebanyak 6 orang. Pihak kepolisian juga menyita beberapa pucuk senjata api sebagai barang bukti.

Kepolisian juga menyatakan telah menyelamatkan pria, wanita, dan anak-anak yang tersandera di dalam gereja itu. Namun tidak dijelaskan berapa orang yang telah diselamatkan.

Polisi mengatakan serangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut mungkin dimotivasi oleh perselisihan antara anggota gereja. Gereja International Pentecostal Holiness Church diyakini merupakan gereja terbesar dan terkaya di Afrika Selatan sebagaimana dilansir dari The Globe and Mail, Sabtu. 

Komisioner Polisi Nasional Afrika Selatan, John Sitole, mengatakan tanggapan dari pihak kepolisian telah mencegah kemungkinan pertumpahan darah lebih lanjut. Di antara orang-orang yang telah ditangkap tersebut terdapat anggota polisi, pasukan pertahanan, dan anggota Depatment of Correctional Services Afrika Selatan.

Baca juga: Vaksin corona buatan Pfiser & BioNtech diujicoba ke manusia di AS, hasilnya positif 

Beberapa tahun terakhir, gereja tersebut menjadi tempat pertikaian antar-faksi. Pertikaian tersebut dilaporkan cukup brutal seperti baku tembak, pelemparan batu, dan penghancuran mobil. Surat kabar Sowetan pada 2018 melaporkan masalah di gereja tersebut muncul setelah pemimpinnya, Glayton Modise, meninggal dunia pada 2016.

(Danur Lambang Pristiandaru)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Orang Tewas akibat Insiden Penyanderaan di Afrika Selatan", 

Editor: Adi Wikanto