KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Indonesia harus tetap dalam kesepakatan iklim Paris dan memimpin upaya untuk mengurangi pemanasan global berdasarkan perjanjian tersebut. Indonesia yang sedang berseteru dengan Uni Eropa soal sawit diminta jangan keluar dari perjanjian iklim Paris. Pekan lalu, Indonesia yang merupakan negara produsen minyak nabati terbesar di dunia menyatakan akan mempertimbangkan keluar dari Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim jika Uni Eropa melanjutkan keputusannya menghapuskan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar transportasi terbarukan. Indonesia yang menjadi rumah bagi hutan tropis terbesar ketiga di dunia, menyerang Uni Eropa setelah blok tersebut mengklasifikasikan minyak sawit sebagai tanaman berisiko yang menyebabkan deforestasi dan memutuskan penggunaannya dalam biofuel harus dihentikan pada tahun 2030.
Konflik dengan Uni Eropa, Indonesia diminta tidak keluar dari perjanjian iklim Paris
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Indonesia harus tetap dalam kesepakatan iklim Paris dan memimpin upaya untuk mengurangi pemanasan global berdasarkan perjanjian tersebut. Indonesia yang sedang berseteru dengan Uni Eropa soal sawit diminta jangan keluar dari perjanjian iklim Paris. Pekan lalu, Indonesia yang merupakan negara produsen minyak nabati terbesar di dunia menyatakan akan mempertimbangkan keluar dari Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim jika Uni Eropa melanjutkan keputusannya menghapuskan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar transportasi terbarukan. Indonesia yang menjadi rumah bagi hutan tropis terbesar ketiga di dunia, menyerang Uni Eropa setelah blok tersebut mengklasifikasikan minyak sawit sebagai tanaman berisiko yang menyebabkan deforestasi dan memutuskan penggunaannya dalam biofuel harus dihentikan pada tahun 2030.