KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik geopolitik antara India dan Pakistan menganggu penerbangan internasional. Hal ini menyebabkan semua penerbangan komersil internasional ke Pakistan ditangguhkan, dan beberapa maskapai terpaksa mengalihkan rute penerbangan. Bahkan, sejumlah maskapai internasional telah menangguhkan penerbangan ke Pakistan, yaitu Emirates, Qatar Airways, Etihad, flydubai. Gulf Air, SriLankan Airlines, dan Air Canada. Semuanya mengalihkan layanan ke Pakistan dan beberapa wilayah di Indonesia sejak Rabu kemarin. Berdasarkan Portal pelacakan penerbangan,
flightradar24.com, menunjukkan bahwa maskapai lain juga mengalihkan rute penerbangan, seperti Singapura Airlines, Finnair, British Airways, Aeroflot, dan Air India.
Berbagai tujuan penerbangan menuju Eropa, Timur Tengah, dan Asia terganggu dan beberapa dialihkan melalui Mumbai di pantai barat India, sehingga mereka pergi lebih jauh ke wilayah selatan dan berupaya mengindari wilayah udara Pakistan. Qatar Airways mengatakan telah menangguhkan sementara penerbangan ke delapan kota di India dan Pakistan karena situasi sedang memanas di perbatasan India-Pakistan. Hal ini memungkinkan penundaan penerbangan karena pengalihan rute di daerah tertentu. Gulf Air Bahrain juga telah menangguhkan semua penerbangan dari dan ke Pakistan karena penutupan wilayah udara sementara, sementara maskapai flydubai mengatakan sedang meninjau jadwalnya. Emirates dan Etihad juga megatakan, mereka telah menangguhkan beberapa penerbangan ke Pakistan. Semua penerbangan dari Kabul ke Iindia telah dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut sementara maskapai penerbangan India Air telah membatalkan penerbangannya sampai minggu pertama bulan Maret, kata seorang pejabata maskapai di Kabul. Air Canada mengatakan, telah menghentikan sementara layanan ke India karena penutupan wilayah udara Pakistan. Penerbangan Singapore Airlines yang menuju Eropa juga menghentikan pengisian bahan bakar, kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan. British Airways mengatakan sedang memantau situasi dengan cermat. Mark Martin, pendiri dan kepala eksekutif di Martin Consulting India, mengatakan sekitar 800 penerbangan sehari menggunakan koridor udara India-Pakistan telah dalam situasi kritis. “Anda tidak bisa terbang melebihi China, jadi Anda harus terbang melebihi Pakistan dan India dan pergi ke Asia Tenggara dan Australia. Sebagian besar lalu lintas yang dituju ke Bangkok dan Singapura harus terbang melintasi Iran dan kemudian mungkin mengambil jalan memutar katanya. India telah menutup beberapa bandara di bagian utara negara itu untuk sementara, yang menyebabkan puluhan pembatalan penerbangan tujuan domestik. Namun operasi di bandara-bandara India kini telah kembali pulih.
Maskapai penerbangan India termasuk IndiGo, maskapai penerbangan India dany Jet Airways dan Vistara, yang merupakan perusahaan patungan antara Singapore Airlines dan Tata Sons, terpaksa membatalkan layanan setidaknya ke enam kota di India utara karena penutupan bandara. Seperti dikatahui, Pakistan melakukan serangan udara dan menembakan dua jet militer India pada hari Rabu, sehari setelah pesawat tempur India menyerang Pakistan untuk pertama kalinya sejak perang pada tahun 1971. Ketegangan makin meningkat sejak adaya bom bunuh diri yang dilakukan oleh pemberontak yang berbasis di Pakistan di Kashmir yang dikuasai India, sehingga menewaskan sedikitnya 40 polis paramiliter India pada 14 Februari 2019. Tetapi risiko konflik meningkat secara dramatis pada hari Selasa ketika India meluncurkan serangan udara atas apa yang dikatakannya adalah pangkalan pelatihan pemberontak.
Editor: Noverius Laoli