Konflik Iran dan Israel Terus Memanas, Cadangan Devisa RI Berpotensi Terus Berkurang



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia berpotensi terus berkurang apabila konflik Iran dan Israel terus memanas.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, sentimen risk-off akan meningkat di masa mendatang karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran, yang dapat meningkatkan permintaan untuk aset-aset yang aman dan memicu arus keluar modal dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dikombinasikan dengan data pasar tenaga kerja AS yang kuat, Ia menyebut, ketegangan yang meningkat juga dapat meningkatkan harga minyak global, sehingga menimbulkan risiko terhadap kemajuan disinflasi di AS.


Hal ini lanjutnya, dapat menunda atau membatasi ruang gerak The Fed untuk menurunkan Federal Funds Rate (FFR) atau suku bunga The Fed lebih lanjut, membuat aset-aset AS menjadi lebih menarik bagi investor.

Baca Juga: Ada Pembayaran Utang Pemerintah, Cadangan Devisa Indonesia Turun Pada September 2024

“Akibatnya, dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang global. Jika kondisi ini terus berlanjut, kami memperkirakan BI akan menggunakan cadangan devisanya untuk mengintervensi pasar valas dan menstabilkan nilai tukar rupiah, sehingga berpotensi mengurangi cadangan devisa,” ungkapnya.

Meski begitu, Josua memperkirakan, jika ketegangan geopolitik mereda, masih ada potensi untuk arus modal masuk, mengingat fundamental dan prospek ekonomi Indonesia yang relatif lebih kuat dibandingkan dengan negara-negara lain.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi terkini dan kondisi pasar keuangan global, Ia memproyeksikan cadangan devisa Indonesia akan berkisar antara US$ 145 – US$ 155 miliar pada akhir tahun 2024. Atau batas bawahnya lebih rendah bila dibandingkan dengan posisi pada akhir 2023 yang sebesar  US$ 146,4 miliar.

“Oleh karena itu, kami mengantisipasi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp 15.300 – Rp 15.600 per dolar AS pada akhir tahun 2024, dibandingkan Rp 15.397 per dolar AS pada akhir tahun 2023,” terangnya.

Posisi Cadangan Devisa September 2024 Turun

Untuk diketahui, BI melaporkan, posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2024 mencapai US$ 149,9 miliar, atau turun bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 150,2 miliar.

Menurunnya cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Adapun Josua menghitung bahwa, Indonesia mencatat arus modal masuk bersih sebesar US$ 2,76 miliar di pasar saham dan obligasi di sepanjang bulan September 2024, yang mana kepemilikan investor asing pada surat berharga negara (SBN) meningkat US$ 1,34 miliar. Sementara itu investor asing membukukan net buy sebesar US$ 1,42 miliar di pasar saham.

Akan tetapi, pada sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI) melaporkan arus keluar bersih sebesar US$ 3,47 miliar pada periode yang sama. Selain itu, pemerintah pada bulan menerbitkan obligasi global dalam dua mata uang yang terdaftar di SEC, masing-masing sebesar US$ 1,8 miliar dan EUR 750 juta.

Josua menyebut, sentimen risk-on yang didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed di sisa tahun ini mulai berkurang seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang membukukan data yang kuat, sehingga memberikan tekanan pada cadangan devisa dan stabilitas rupiah.

Selanjutnya: Perfect Corp Perkenalkan Teknologi AI untuk Rekomendasi Produk Skincare

Menarik Dibaca: Perfect Corp Perkenalkan Teknologi AI untuk Rekomendasi Produk Skincare

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih