Konflik Israel Berlanjut, Harga Minyak Berubah Sedikit



SINGAPURA. Harga minyak tak banyak berubah di tengah spekulasi bahwa Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan menerapkan pemangkasan produksi sebesar 9% dan kekhawatiran konflik di jalur Gaza akan mengganggu suplai minyak di Timur Tengah. OPEC sepertinya akan memenuhi janjinya untuk memotong kembali produksinya, sesuai dengan hasil pertemuan terakhir beberapa waktu lalu. Menurut pejabat dari Persian Gulf menegaskan, hal ini menyebabkan persediaan global akan menyusut pada kuartal ini. Harga minyak sedikit mumbul dalam perdagangan hari Senin (5/1) kemarin lantaran Israel kembali membombardir Palestina. Bahkan, ribuan tentara juga sudah bergerak ke Gaza. "Pengurangan yang dilakukan oleh OPEC cukup signifikan dan akan mendukung harga minyak," kata David Moore, commodity strategist Commonwealth Bank of Australia Ltd. di Sydney.

Ia kembali menegaskan, "Saya tidak yakin bahwa ada hal ini (pemangkasan OPEC-red) akan langsung berdampak pada suplai minyak. Tapi, orang akan lebih memperhatikan di titik manakah konflik Timur Tengah akan berakhir." Harga minyak mentah untuk pengiriman Februari bertengger di level US$ 48,68 per barel, sedikit turun 13 sen di New York Mercantile Exchange pada pukul 10:36 waktu Singapura. Kemarin, futures mumbul US$ 2,47, atau 5,3% menjadi US$ 48,81 per barel. Inilah level yang paling tinggi sejak 1 Desember. Jika pengirisan produksi OPEC sungguh dilakukan sebesar 4,2 juta barel per hari, maka persediaan minyak mentah akan lebih kecil dari rata-rata persediaan yang ada selama ini. Departemen Energi AS menjadwalkan untuk merilis laporan mingguannya pada 7 Januari 2009 pada pukul 10.30 waktu Washington.


Editor: