JAKARTA. Konflik lama yang kembali berkecamuk di jalur Gaza membuat dunia internasional ramai-ramai mengutuk agresi Israel yang gencar sejak pengujung tahun 2008 lalu. Indonesia ikut mengambil sikap dengan mendesak diadakannya sidang darurat atau emergency session Majelis Umum PBB dengan meminta sponsor Ketua Gerakan Non Blok (GNB). "Surat dari Pemerintah Indonesia sudah diedarkan ke negara-negara anggota Gerakan Nonblok (GNB) di New York untuk meminta dukungan mereka agar mendesak pelaksanaan sidang darurat Majelis Umum PBB," kata Menteri Luar (Menlu) Negeri Hassan Wirajuda dalam pernyataan pers tahunan di Jakarta, Selasa (6/1). Surat tersebut sempat diminta untuk ditangguhkan oleh Negara Arab karena menunggu keputusamn atau resolusi dari sidang darurat Dewan Keamanan (DK) PBB yang dilakukan pekan ini. Namun , Hasan mengaku skeptis dengan output yang akan dihasilkan DK. Pasalnya, sudah dua kali PBB tidak bisa mengemban amanatnya karena tidak pernah menghasilkan resolusi terhadap dua kali agresi Israel. Hasan yakin, desakan untuk melakukan sidang darurat atas dasar pasal 51 Piagam PBB ini akan mendapat dukungan dari banyak negara, selain dari seluruh anggota GNB yang berjumlah 117 negara taoi juga anggota PBB sebanyak 192 negara. "Saya yakin mereka mendukung upaya ini karena mereka mendukung upaya Palestina untuk merdeka," kata Hasan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Konflik Israel, Indonesia Desak Sidang Darurat PBB
JAKARTA. Konflik lama yang kembali berkecamuk di jalur Gaza membuat dunia internasional ramai-ramai mengutuk agresi Israel yang gencar sejak pengujung tahun 2008 lalu. Indonesia ikut mengambil sikap dengan mendesak diadakannya sidang darurat atau emergency session Majelis Umum PBB dengan meminta sponsor Ketua Gerakan Non Blok (GNB). "Surat dari Pemerintah Indonesia sudah diedarkan ke negara-negara anggota Gerakan Nonblok (GNB) di New York untuk meminta dukungan mereka agar mendesak pelaksanaan sidang darurat Majelis Umum PBB," kata Menteri Luar (Menlu) Negeri Hassan Wirajuda dalam pernyataan pers tahunan di Jakarta, Selasa (6/1). Surat tersebut sempat diminta untuk ditangguhkan oleh Negara Arab karena menunggu keputusamn atau resolusi dari sidang darurat Dewan Keamanan (DK) PBB yang dilakukan pekan ini. Namun , Hasan mengaku skeptis dengan output yang akan dihasilkan DK. Pasalnya, sudah dua kali PBB tidak bisa mengemban amanatnya karena tidak pernah menghasilkan resolusi terhadap dua kali agresi Israel. Hasan yakin, desakan untuk melakukan sidang darurat atas dasar pasal 51 Piagam PBB ini akan mendapat dukungan dari banyak negara, selain dari seluruh anggota GNB yang berjumlah 117 negara taoi juga anggota PBB sebanyak 192 negara. "Saya yakin mereka mendukung upaya ini karena mereka mendukung upaya Palestina untuk merdeka," kata Hasan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News