KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi geopolitik kembali memanas, seiring adanya konflik yang terjadi antara Israel dengan Iran. Terkait peristiwa tersebut, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) menilai adanya konflik Israel-Iran tak akan berpengaruh signifikan terhadap lini asuransi marine cargo.

Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro mengatakan hal itu karena perdagangan Indonesia dengan negara yang tengah berkonflik, seperti Iran dan Israel, tak terlalu besar.

"Jadi, mungkin tak akan punya dampak yang signifikan terhadap bisnis asuransi marine cargo Indonesia," ungkapnya kepada Kontan, Senin (16/6).

Regulasi OJK Berikan Kepastian Hukum Bagi Lembaga Keuangan dan Konsumen

Untuk mengantisipasi dampak dari konflik geopolitik, Nico menerangkan ACPI memilih lebih banyak fokus menggarap bisnis asuransi pengangkutan dalam negeri. Sebab, dampak dari adanya konflik geopolitik terhadap pengangkutan dalam negeri dirasa tak berpengaruh signifikan.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Lebih dari 2% akibat Memanasnya Ketegangan Iran-Israel

Sementara itu, Nico mengatakan pendapatan premi ACPI dari lini asuransi marine cargo per April 2025 mengalami penurunan 8%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sayangnya, tak disebutkan nilai premi yang dibukukan.

Di sisi lain, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai adanya konflik geopolitik, seperti Israel-Iran, dapat memberikan dampak terhadap lini asuransi marine cargo di industri asuransi umum.

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan setiap eskalasi konflik geopolitik, termasuk konflik Israel-Iran, dapat memberikan tekanan pada jalur pelayaran internasional dan rantai pasok global. Dia bilang hal itu secara langsung dapat memengaruhi lini asuransi marine cargo.

Baca Juga: WNI Ungkap Momen Mencekam di Bunker saat Serangan Udara Israel Mengguncang Iran

"Khususnya, dalam bentuk kenaikan risiko pengangkutan, gangguan logistik, serta potensi klaim akibat kerusakan atau keterlambatan barang," ungkapnya kepada Kontan, Senin (16/6).

Oleh karena itu, Budi menyampaikan potensi peningkatan klaim dan tarif premi tetap perlu diantisipasi ke depannya, terutama untuk pengiriman yang melewati zona rawan konflik. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News