Konflik Timur Tengah Bisa Berdampak pada Krisis Energi di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Timur tengah yang terjadi saat ini diprediksi akan berdampak pada krisis energi di Indonesia.

Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar menjelaskan bahwa konflik ini sudah mengerek naik harga minyak dunia.

Kenaikan tersebut tentu akan berdampak langsung ke harga bahan bakar minyak (BBM) Indonesia, mengingat sebagian kebutuhan minyak bumi di Indonesia masih di penuhi oleh impor.


Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Setelah Janji Arab Saudi Rabu (11/10), WTI ke USS$85,13

"Produksi minyak kita 600 ribu barel per hari, kebutuhan energi untuk bahan bakar kita saja sudah 1,2-1,5 juta barer per hari. Jadi kalau kita harus impor dan harganya naik, otomatis bisa terganggu dari pasokan harga energi yang dibutuhkan Indonesia," katanya dalam konferensi pers "Isu Strategis Apindo di Masa Transisi Politik 2024" di Jakarta, Rabu (11/10).

Untuk di industri sendiri, konflik Timur Tengah akan berdampak pada kenaikan bahan baku utamanya yang berkaitan dengan energi.

Adapun salah satu industri yang akan terdampak menurutnya adalah industri keramik. Sebab, dalam proses pembuatan keramik banyak menggunakan bahan baku gas.

Sementara Ketua Apindo, Shinta W. Kamdani mengatakan, konflik Timur Tengah ini juga berpotensi membuat kondisi rupiah melemah.

Selain itu, berpotensi menaikan inflasi yang didukung karena kenaikan harga beberapa komoditas global.

"Ini akan berdampak ke situ, dan ini juga sudah kelihatan, sudah mulai terasa," kata Shinta.

Baca Juga: Begini Dampak Kenaikan Harga Minyak Dunia Terhadap Operasional KKKS

Diketahui, konflik Timur Tengah antara Palestina dengan Israel hari-hari ini kian memanas seiring dengan serangan mendadak kelompok Hamas Palestina terhadap Israel dekat perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10).

Bentrokan militer ini memicu kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas dapat menghantam suplai minyak dari Timur Tengah.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$3 atau 3,6% menjadi US$87,59 per barel pada pukul 1646 GMT.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate(WTI) berada di US$85,89 per barel, naik US$3,15 atau sekitar 3,8%. Pada sesi tertinggi mereka, kedua tolok ukur ini melonjak lebih dari US$4, atau lebih dari 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto