KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Timur Tengah antara Israel dan Iran yang kembali memanas bakal mendorong lonjakan harga minyak. Pasalnya, Iran merupakan salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia. Iran menyumbang sekitar 3,3% pasokan global dan memproduksi 2,4 juta barel minyak per hari. Pada 2023, Iran menjadi sumber pertumbuhan pasokan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Equity Research Analyst at Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mencermati saat ini, pasar sedang mengambil sikap hati-hati terhadap dinamika geopolitik dan mencermati arus perdagangan di Selat Hormuz.
Baca Juga: Konflik di Timur Tengah Kian Memanas, Emiten Komoditas Siap Mendulang Berkah "Selat Hormuz dapat terkena dampak jika konflik yang melibatkan Iran semakin lebih luas dan merusak infrastruktur minyak global," jelas Rizkia dalam riset yang diterbitkan Rabu (17/4). Asal tahu saja, aliran melalui Selat Hormuz menyumbang sekitar 17 juta barel per hari. Angka tersebut setara dengan 12% terhadap aliran minyak global. Rizkia menilai dalam jangka pendek, ada potensi kenaikan pada saham-saham di sektor komoditas. Termasuk perusahaan minyak seperti MEDC dan ARKA, untuk di sektor energi ADRO, HRUM, dan ITMG. Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Disokong Serangan Israel ke Iran yang Guncang Pasar Global