Konglomerat Rupert Murdoch Mundur, Masa Depan Bisnis Medianya Jadi Pembicaraan Hangat



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Lachlan Murdoch, putra tertua dari mogul media Rupert Murdoch, telah diangkat sebagai ketua tunggal News Corp. Pengangkatan ini memberikan kejelasan tentang siapa yang akan memimpin dua raksasa media, News Corp dan Fox Corp, yang memiliki beberapa merek media paling terkenal di dunia.

Meskipun ada kepastian tentang kepemimpinan saat ini, ada keraguan mengenai masa depan perusahaan setelah Rupert Murdoch meninggal. Ini karena struktur kepemilikan saham yang kompleks di bawah "Murdoch Family Trust", sebuah perwalian yang berbasis di Reno, Nevada.

Rupert Murdoch saat ini mengendalikan sekitar 40% saham berhak suara di kedua perusahaan tersebut melalui perwalian ini. Namun, setelah ia meninggal, kontrol saham tersebut akan dibagi kepada keempat anaknya: Prudence, Elisabeth, Lachlan, dan James.


Baca Juga: Rupert Murdoch Terseret Kasus Pencemaran Nama Baik Dominion dengan Tuntutan US$ 1,6 M

Hal ini bisa menciptakan dinamika di mana tiga dari mereka bisa mengalahkan keputusan anak yang keempat, yang mungkin menimbulkan ketidakstabilan.

Murdoch Family Trust memiliki delapan suara; empat dari Rupert dan empat dari keempat anaknya dari dua pernikahan pertamanya. Namun, dua putri muda Rupert, Chloe dan Grace, tidak memiliki hak suara dalam perwalian ini.

Dengan kematian Rupert, hak suara tersebut akan dibagi rata di antara keempat anaknya yang lebih tua, seperti yang dijelaskan oleh Alice Enders dari Enders Analysis.

Selain saham di kedua perusahaan media, perwalian ini juga meliputi aset lain seperti peternakan di Melbourne dan koleksi seni Murdoch.

Baca Juga: Meski dilarang, Rupert Murdoch minta izin berbagi sumber daya di antara dua medianya

Baik Fox maupun News Corp memiliki dua jenis saham: Kelas A (tanpa hak suara) dan Kelas B (dengan hak suara). Anak-anak Murdoch memiliki kombinasi dari kedua jenis saham ini melalui perwalian.

Enders menekankan bahwa skenario kepemilikan ini akan menjadi isu penting di masa depan.

Editor: Noverius Laoli