Kongres AS menyetujui sanksi baru bagi Iran



WASHINGTON. Kongres AS akhirnya menyetujui sanksi baru terhadap sektor energi, pengiriman barang, dan industri keuangan Iran. Keputusan ini diambil melalui pemungutan suara.Sanksi baru ini ditujukan kepada sejumlah institusi keuangan yang berbisnis dengan bank Iran. Tujuannya untuk melemahkan pendapatan minyak negara Timur Tengah tersebut.Senator Tim Johnson meminta perhatian negosiasi antara Barat dan Iran atas pengayaan uranium. “Sanksi ekonomi belum berakhir. Itu adalah alat untuk mencapai tujuan,” kata Johnson. “Tujuan akhirnya adalah untuk menerapkan tekanan yang cukup untuk menjaga persetujuan dari pemimpin Iran secara total dan meninggalkan aktivitas nuklir mereka.”Undang-undang tersebut juga akan menjatuhkan sanksi terhadap siapa saja yang menambang uranium Iran, maupun menjual, menyediakan, atau menyewakan kapal tanker minyak ke Teheran serta yang menyediakan asuransi bagi perusahaan pelayaran Iran, National Iranian Tanker Co. UU ini juga menyasar Iranian Revolutionary Guard Corps dan siapapun yang membantu kelompok militer termasuk instansi pemerintahan asing. Selain itu, aturan ini akan menolak visa dan membekukan aset individu maupun perusahaan yang memasok teknologi seperti gas air mata dan peluru karet ke Iran. Beleid ini juga memperluas sanksi terhadap pelanggar hak asasi manusia di Suriah.Sejumlah anggota parlemen keberatan dengan undang-undang ini karena dianggap sebagai langkah menuju perang. Salah satu anggota parlemen perwakilan Texas Ron Paul mengatakan, undang-undang tersebut seharusnya disebut “Terobsesi Dengan Tindakan Iran” dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat menabuh gendering perang sekali lagi. “Kita harus menghentikan perang. Kita (AS) sudah tidak punya uang lagi untuk berperang,” kata Paul.


Editor: Edy Can