Kongsi Cimory-Kanematsu ramaikan makanan siap saji



SERANG. Potensi besar bisnis makanan Indonesia mengundang daya tarik yang menggiurkan bagi investor asing.  Salah satunya Kanematsu Group. Produsen makanan asal negeri sakura ini mencoba peruntungan bisnis makanan siap saji di Indonesia.

Tak mau sendirian, Kanematsu merintis bisnis makanan dengan  menjalin kerjasama dengan dengan perusahaan makanan dan minuman lokal, yakni PT Cisarua Mountain Diary atau dikenal dengan Cimory. Hasil kongsi dua perusahaan ini melahirkan PT Kanemory Food Service

Menandai keseriusan bisnis ya, perusahaan patungan ini bahkan telah mencuatkan pabrik makanan di kawasan industri Cikande, Banten.


Masayuki Shimajima, Chief Executive Officer (CEO) Kanematsu Group bilang, Indonesia merupakan pasar produk makanan utama di dunia. Dengan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 240 juta orang, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat di Asia Tenggara.

Ia berharap, Kanematsu bisa memenuhi meraup pasar makanan di Indonesia. "Kami berharap kerjasama ini berjalan dengan baik," kata Masayuki, Kamis (16/4).

Adapun produk andalan yang akan mereka jajakan dalam bisnis makanan ini adalah makanan siap saji, yang sebagian sudah dikenal oleh konsumen Indonesia. Antara lain: bakso, sosis, sate. Selain itu, Kanemory Food juga membuat makanan cepat saji berbasiskan daging, ikan, sayuran dan beras ala barat dan Jepang dengan 90 pilihan ragam produk.

Dalam hal distribusi produk cepat saji ini, Bambang Sutantio, pendiri sekaligus CEO Cimory Group bilang, pihaknya akan bekerjasama dengan pengelola pasar modern di Indonesia. "Kami akan pasarkan untuk convenience store, supermarket, hipermarket dan restoran," kata Bambang.

Axel Sutantio, Vice President PT KFS menambahkan, pendirian pabrik makanan cepat saji ini menelan investasi senilai Rp 400 miliar. Dana itu digunakan untuk pengadaan tanah dan pembelian mesin pabrik.

Kepemilikan saham KFS ini, mayoritas dikuasai Kanematsu Group 49,9%, Cimory Group 40,1% dan 10% sisa saham lainnya dikuasai PT Kanematsu Trading Indonesia (KTI).

Membuka kerjasama

Sejatinya, pabrik KFS ini telah beroperasi sejak tiga bulan lalu. Sejak mulai beroperasi, pabrik ini bisa memproduksi 10 ton untuk satu jenis produk makanan cepat saji per hari. Adapun untuk bahan baku makanan pabrik ini, Axel mengklaim, 80% berasal dari dalam negeri.

Mengacu hitungan produksi yang disampaikan Axcel, pabrik ini setidaknya bisa memproduksi 27.000 ton produk makanan sebulan. Walaupun belum memiliki target spesifik, namun Axel bilang, pihaknya sudah menghitung proyeksi penjualan bisnis ini yakni senilai US$ 8 juta dalam tiga tahun mendatang.  Dan, "Kami optimistis target akan tercapai," kata Axel.

Meski begitu, sebagai perusahaan baru, Kanemory Food Servisce mengaku butuh menjalin kerjasama dengan perusahaan dan unit bisnis lain. Kerjasama dengan pelaku usaha lain tersebut mesti dilakukan guna mendapatkan mitra sebagai pemasok maupun sebagai pemasaran produk perusahaan ini.  "Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 30 perusahaan. Kami membuka diri kerjasama dengan siapa saja," kata Axel.

Mengenai penguatan pemasaran produknya, Kanemory berencana mengusung merek sendiri. Namun, untuk rencana ini masih digodok oleh pihak manajemen perusahaan ini.

Yang jelas, kata Axel, untuk penguatan pemasaran, Kanemory mendapatkan dukungan dari Kanematsu Group dan Cimory Group.                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia