Konsep fully recyclable (furec) jadi solusi industri kemasan fleksibel



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Program pengurangan sampah plastik hingga 70% di tahun 2025 nanti diharapkan dapat meningkatkan penggunaan bahan daur ulang. Salah satu konsep yang dinilai ramah bagi industri ialah fully recyclable (Furec) yang memilah plastik bekas dan mendaurnya agar dapat menjadi bahan baku plastik kembali.

Kris Widjaja, Founder Furec mengatakan harusnya 80%-90% kemasan fleksibel saat ini yang membungkus produk consumer goods sudah dapat beralih ke Furec. "Diharapkan konsep ini dapat dialihkan ke seluruh industri kemasan," ujarnya ditemui di acara Furec, Rabu (21/8).

Baca Juga: Persetujuan impor garam industri sudah terbit dan tidak bisa dicabut lagi


Dari biaya kata Kris, tidak ada perbedaan signifikan antara penggunaan bahan baku plastik original dengan plastik daur ulang. Mungkin ada sedikit perubahan filling mesin, namun secara keseluruhan tidak ada investasi atau pembelian mesin baru.

Teddy Sianturi, Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi capaian tersebut. Ia mengatakan wacana atau regulasi beberapa daerah yang melakukan pelarangan plastik dianaggap tidak bijak dan efektif.

"Seban sampah plastik juga harus dilihat punya potensi sebagai bahan baku juga," ungkapnya dalam acara yang sama, Rabu (21/8). Untuk itu, katanya, Kemenperin berencana membuat regulasi yang mengatur industri daur ulang plastik ini.

Baca Juga: Industri elektronik sedang mengalami gelombang PHK massal

Diharapkan ada beleid yang dapat mengategorikan produk daur ulang sebagai good manufacturing product (GMP). Serta keberadaan standar diharapkan ada sehingga ada landasan teknis dalam menghasilkan produk daur ulang.

Saat ini Indonesia menghasilkan setidaknya 9 juta ton sampah plastik dalam setahun. Sementara tingkat daur ulang industri baru mencapai 9%-10% dari volume sampah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini