KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stadion Brantas, Kota Batu, Malang, Jawa Timur langsung jadi lautan manusia. Penggemar musik reggae dari berbagai daerah di Jatim Reggae Festival sukses digelar. Bahkan penggemar luar daerah datang pun menyemut ke depan panggung. Selama lebih dari satu jam, penyanyi reggae Tony Q sukses membawakan deretan lagu-lagunya. Tidak hanya konser musik, dalam ajang yang didukung Kementerian Pariwisata (Kempar) ini juga turut mengampanyekan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan. Seluruh pengunjung yang hadir diajak untuk berhura-hura namun tetap memiliki visi. "Kita berhura-hura tapi memiliki isi," ujar Tony Q dalam siaran pers, Selasa (19/12). Ia mengatakan, musik sebagai bahasa yang universal dapat memainkan perannya untuk masuk ke berbagai kalangan. Termasuk di komunitas reggae ini, di mana para penikmat musik yang hadir diajak untuk sadar lingkungan. Terutama soal sampah. "Jadi, lebih kepada memberikan hal positif kepada masyarakat. Musik bisa membuat sesuatu untuk orang banyak," kata Tony. Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan, musik merupakan bahasa yang universal, bahkan petikan gitar maupun tabuhan drum yang menghentak dalam musik reggae dapat membuat pesan yang mengangkat nama baik Indonesia ke kancah internasional.
Konser musik reggae di Malang bermisi lingkungan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stadion Brantas, Kota Batu, Malang, Jawa Timur langsung jadi lautan manusia. Penggemar musik reggae dari berbagai daerah di Jatim Reggae Festival sukses digelar. Bahkan penggemar luar daerah datang pun menyemut ke depan panggung. Selama lebih dari satu jam, penyanyi reggae Tony Q sukses membawakan deretan lagu-lagunya. Tidak hanya konser musik, dalam ajang yang didukung Kementerian Pariwisata (Kempar) ini juga turut mengampanyekan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan. Seluruh pengunjung yang hadir diajak untuk berhura-hura namun tetap memiliki visi. "Kita berhura-hura tapi memiliki isi," ujar Tony Q dalam siaran pers, Selasa (19/12). Ia mengatakan, musik sebagai bahasa yang universal dapat memainkan perannya untuk masuk ke berbagai kalangan. Termasuk di komunitas reggae ini, di mana para penikmat musik yang hadir diajak untuk sadar lingkungan. Terutama soal sampah. "Jadi, lebih kepada memberikan hal positif kepada masyarakat. Musik bisa membuat sesuatu untuk orang banyak," kata Tony. Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan, musik merupakan bahasa yang universal, bahkan petikan gitar maupun tabuhan drum yang menghentak dalam musik reggae dapat membuat pesan yang mengangkat nama baik Indonesia ke kancah internasional.