KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) lebih konservatif dalam memasang target penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA) tahun ini. Pasalnya, bank pelat merah ini masih mengantisipasi kondisi tahun politik dan faktor dari global. Bank BTN hanya menargetkan pertumbuhan penyaluran KPR/KPA 15% tahun ini. Target pertumbuhan tersebut lebih rendah dari capaian perseroan pada tahun 2018 yang tercatat membukukan pertumbuhan sebesar 19,8%
year on year (yoy). Budi Satria, Direktur
Consumer Banking BTN mengungkapkan, pihaknya memilih agak konservatif karena market properti kelihatannya masih menunggu kepastian banyak hal seperti tahun politik dan suku bunga.
"Kemarin Teh Fed tidak jadi menaikkan suku bunga, BI juga menahan. Orang masih menunggu kepastian. Kita optimis target itu akan lewat tapi kita pilih lebih konservatif. JIka kondisi market sudah lebih pasti, kami akan revisi di pertengahan tahun." kata Budi di Jakarta, Sabtu (2/2). Menurut Budi, pasar properti tidak seluruhnya berat tahun ini. Dia mengakui bahwa pasar segmen di atas harga Rp 1 miliar masih lesu, namun pasar di bawah itu masih sangat kencang terutama harga Rp 500 juta ke bawah. Pasar menengah ke bawah itu bergairah karena tujuannya memang untuk ditempati, bukan untuk investasi. Untuk mencapai target tersebut, BTN akan terus menyiapkan strategi-strategi baru. Salahs ataunya dengan meluncurkan wajah baru dari portal propertinya yakni www.btnproperti.co.id. Per Februari 2019, BTN menambahkan fitur 3D sehingga calon konsumen yang ingin mencari rumah bisa melihat secara riil kondisi rumahnya tanpa harus ke lokasi. Selain itu, BTN juga menambahkan fitur transactional
booking fee. Lewat fitur ini, konsumen bisa langsung memesan unit properti dari developer yang sudah bekerjasama dengan BTN dan langsung melakukan pembayaran pemesanan dengan kanal pembayaran yang disediakan. Sehingga pengajuan langsung bisa diproses Bank BTN. Fitur selanjutnya, ada tracking status pengajuan KPR. Nasabah bisa melihat perkembangan atau
tracking stastus pengajuan KPR. Dengan tambahan fitus itu, bank BTN berharap semakin banyak nasabah terutama kalangan millenial bertransaksi dengan mereka. Tahun lalu, portal properti BTN tersebut telah diakses lebih dari 3 juta pengunjung. Dari sana, mereka berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp 3,5 triliun dimana Rp 1,7 triliun berasal dari kalangan millenial leewat program KPR Gaess. "Tahun ini, dengan tambahan fitur-fitur tersebut maka jumlah transaksi bisa meningkat dua kali lipat." kata Budi. Selain itu, BTN akan gencar mengincar komunitas dalam mendorong pembiayaan KPR. Budi mengatakan, basis komunitas merupakan pasar yang bagus. Saat ini, BTN telah bekerjasama dengan dengan komunitas pengemudi gojek, grab, dan tukang cukur Garut.
"Basis komunitas ini bagus, karena mereka saling mengenal dalam komunitas sehingga antara satu teman dan yang lain bisa slaing meningatkan untuk rajin membayar cicilan. Ini kita penyalurannya tetap ke perorangan tetapi hars memiliki komunitas." jelas Budi. Untuk kuartal I 2019, Budi memproyeksi penyaluran KPR/KPR masih akan lambat seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, penyaluran baru akan kencang pada kuartal III dan kuartal IV. Sementara lewat pemeran properti bertajuk Indonesia Properti Expo (IPEX) selama periode 2-10 Februari 2019, BTN menargetkan bisa menjaring kredit baru sebesar Rp 6 triliun. Lalu untuk IPEX kedua yang rencannya akan dilakukan pada September 2019 mendatang ditargetkan membukukan kredit baru Rp 11 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi