KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah menjaga stabilisasi harga beras tampaknya setengah hati. Pasalnya, pemerintah tidak maksimal dalam menjalankan perannya untuk menstabilisasi harga beras. Bahkan pemerintah dinilai tidak mengeluarkan ongkos untuk menjaga stabilisasi harga beras. Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan, sebenarnya pergerakan harga beras domestik dan internasional seiring. Namun harga beras di Indonesia lebih tinggi dengan jarak yang sangat lebar dibandingkan Thailand dan Vietnam karena biaya produksi yang mahal. Kemudian terjadi juga disparitas di middle market di rantai distribusi beras di dalam negeri. Bagi Faisal stabilisasi harga beras adalah misi ekonomi dan sosial pemerintah. Tapi Perum Bulog dalam melaksanakan tugasnya untuk stabilisasi harga justru menggunakan pinjaman komersial.
Konsistensi pemerintah menjaga stabilisasi harga beras melalui Bulog tak maksimal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah menjaga stabilisasi harga beras tampaknya setengah hati. Pasalnya, pemerintah tidak maksimal dalam menjalankan perannya untuk menstabilisasi harga beras. Bahkan pemerintah dinilai tidak mengeluarkan ongkos untuk menjaga stabilisasi harga beras. Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan, sebenarnya pergerakan harga beras domestik dan internasional seiring. Namun harga beras di Indonesia lebih tinggi dengan jarak yang sangat lebar dibandingkan Thailand dan Vietnam karena biaya produksi yang mahal. Kemudian terjadi juga disparitas di middle market di rantai distribusi beras di dalam negeri. Bagi Faisal stabilisasi harga beras adalah misi ekonomi dan sosial pemerintah. Tapi Perum Bulog dalam melaksanakan tugasnya untuk stabilisasi harga justru menggunakan pinjaman komersial.