JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) benar-benar serius ingin mengonsolidasikan divisi Telkom Flexi dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Buktinya, Telkom berencana melapor ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) untuk memastikan aksinya tidak melanggar peraturan. "Kami akan meminta izin KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dan BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia)," kata Direktur Utama TLKM Rinaldi Firmansyah. Permintaan izin ini dilakukan agar TLKM tidak dituduh melakukan monopoli bisnis telekomunikasi. Maklum saja, Flexi dan Esia adalah pemain terbesar di bisnis telekomunikasi berbasis jaringan Code Division Multiple Access (CDMA). Jumlah pelanggan Flexi saat ini mencapai sekitar 15 juta pelanggan, sementara jumlah pelanggan Esia, merek BTEL, sekitar 10 juta hingga 11 juta. Menurut Rinaldi, setelah perusahaannya mendapatkan izin dari kedua institusi ini, TLKM dan BTEL baru akan menandatangani perjanjian. "Perjanjiannya bisa saja MoU (Memorandum of Understading), bisa juga MoA (Memorandum of Agreement)," imbuhnya. Sayang, Rinaldi enggan memastikan target izin itu keluar. Seperti kabar yang sudah beredar luas, sejak lama, Telkom ingin mengonsolidasikan bisnis divisi Tekom Flexi dengan Esia. Tujuannya adalah demi efisiensi. Beredar rumor, Telkom akan melaksanakan rencananya itu dengan membeli saham baru (rights issue) BTEL. Namun, Rinaldi membantah kabar yang menyebut proses ini akan dilakukan dengan membeli penerbitan saham baru alias rights issue BTEL.
Konsolidasi Flexi-Esia, Telkom minta izin KPPU
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) benar-benar serius ingin mengonsolidasikan divisi Telkom Flexi dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Buktinya, Telkom berencana melapor ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) untuk memastikan aksinya tidak melanggar peraturan. "Kami akan meminta izin KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dan BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia)," kata Direktur Utama TLKM Rinaldi Firmansyah. Permintaan izin ini dilakukan agar TLKM tidak dituduh melakukan monopoli bisnis telekomunikasi. Maklum saja, Flexi dan Esia adalah pemain terbesar di bisnis telekomunikasi berbasis jaringan Code Division Multiple Access (CDMA). Jumlah pelanggan Flexi saat ini mencapai sekitar 15 juta pelanggan, sementara jumlah pelanggan Esia, merek BTEL, sekitar 10 juta hingga 11 juta. Menurut Rinaldi, setelah perusahaannya mendapatkan izin dari kedua institusi ini, TLKM dan BTEL baru akan menandatangani perjanjian. "Perjanjiannya bisa saja MoU (Memorandum of Understading), bisa juga MoA (Memorandum of Agreement)," imbuhnya. Sayang, Rinaldi enggan memastikan target izin itu keluar. Seperti kabar yang sudah beredar luas, sejak lama, Telkom ingin mengonsolidasikan bisnis divisi Tekom Flexi dengan Esia. Tujuannya adalah demi efisiensi. Beredar rumor, Telkom akan melaksanakan rencananya itu dengan membeli saham baru (rights issue) BTEL. Namun, Rinaldi membantah kabar yang menyebut proses ini akan dilakukan dengan membeli penerbitan saham baru alias rights issue BTEL.