Konstruksi Bergairah, Impor Baja Melonjak



JAKARTA. Kementerian Perdagangan mencatat, impor besi baja pada Januari–Juni 20210 melonjak 79,5% menjadi US$ 2,37 miliar dibandingkan impor pada periode yang sama tahun 2009 yang hanya US$ 1,32 miliar.

Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, kenaikan impor baja ini terjadi karena proyek infrastruktur dan konstruksi memang tumbuh cukup pesat sejak awal tahun lalu. “Kenaikan impor itu karena adanya pertumbuhan proyek konstruksi,” kata Mari dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu (4/8). Mari menambahkan, kenaikan impor produk besi dan baja itu menunjukan bahwa ekonomi di dalam negeri tumbuh.Memang lonjakan impor baja itu bisa memicu kekhawatiran produsen dalam negeri. Tapi, Mari mengingatkan lonjakan impor itu terlihat sangat tinggi karena dibandingkan dengan angka tahun 2009. Sementara, tahun lalu, seiring kegiatan konstruksi yang lesu, impor baja juga rendah. “Sebaiknya perbandingan impor itu dilakukan dengan tahun 2008, saat pembangunan konstruksi sedang tinggi,” katanya. Catatana saja, realiasi impor besi baja sepanjang tahun 2008 mencapai US$ 8,3 miliar.

Betul, saat ini, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) telah mengupayakan strategi safeguard lewat penerapan bea masuk untuk beberapa produk baja. Namun, Mari lagi-lagi mengingatkan, arus impor baja tidak akan segera turun karena jenis produk besi dan baja sangat banyak. Sehingga, penurunan impor satu produk yang terkena safeguard tidak akan berpengaruh banyak terhadap impor secara keseluruhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana