KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pabrik anyar Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) terus bergulir. Emiten produsen petrokimia ini akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang Refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai investor strategis melalui proses yang ketat. Suryandi, Direktur Sumber daya Manusia dan Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan Chandra Asri menyebut, dipilihnya Thaioil dengan mempertimbangkan penyelarasan strategis, nilai sinergis, prinsip kemitraan, manajemen hingga kesesuaian teknologi. Secara keseluruhan, Thaioil memiliki nilai kecocokan terkuat dalam pengetahuan teknis dan keahlian di industri petrokimia, termasuk mengenai manajemen, keuangan dan keahlian teknis. TPIA dan Thaioil telah menandatangani perjanjian-perjanjian definitif untuk dilanjutkan ke penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Rights issue ini akan mengikuti persetujuan dari OJK dan diharapkan selesai selambat-lambatnya pada 30 September 2021,” terang Suryandi dalam media briefing yang digelar secara virtual, Senin (2/8).
Baca Juga: Kinerja positif Chandra Asri (TPIA) diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun Total perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15% kepemilikan saham di Chandra Asri setelah rights issue dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57% dari kepemilikan saham di Chandra Asri, mencapai hingga US$ 1,3 miliar. Modal US$ 1,3 miliar ini merupakan bagian dari investasi untuk pembiayaan CAP2 yang biaya proyeknya mencapai US$ 5 miliar. Thaioil dan SCG selanjutnya dapat berinvestasi hingga US$ 400 juta.
TPIA akan menyiapkan skema pembiayaan lain ketika rencana rights issue ini sudah ada kejelasan. “Kami akan menyampaikan lebih lanjut kepada publik terkait dengan pembiayaan lain,” terang Suryandi.
Suryandi memperkirakan, proses konstruksi akan memakan waktu 4-5 tahun dan diperkirakan akan rampung sekitar 2026. Proyek pembagunan pabrik akan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan. Pabrik CAP2 ini akan menggandakan kapasitas produksi TPIA saat ini, dari semula 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Dengan demikian, kehadiran CAP 2 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar petrokimia domestik dan mengurangi ketergantungan industri dalam negeri terhadap barang impor. Sepanjang enam bulan pertama 2021, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini telah menyerap belanja modal (capex) US$ 11,7 juta dari total anggaran capex sebesar US$ 65 juta, yang digunakan untuk mempertahankan operasional pabrik pertama. Namun, manajemen membuka peluang untuk menambah capex sebesar US$ 200 juta – US$ 300 juta sampai dengan proses final investment decision (FID) di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi