Konstruksi Proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Mulai Tahun Ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Konstuksi proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) akan dimulai tahun ini. Konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) memastikan bakal mulai menggarap jalan tol ini di tahun 2022.  

Direktur Pengembangan Usaha JSMR Mohamad Agus Setiawan mengatakan, pengerjaan proyek tol ini akan diawali oleh tahapan penyiapan dokumen perencanaan teknik dan finansial close untuk pembiayaan pembangunan proyek tol. 

“Konstruksi diperkirakan mulai pada akhir tahun ini,” ujar Agus kepada Kontan.co.id (9/2).


Mengutip keterangan tertulis Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah  dengan total panjang 206,65 kilometer. Nilai investasinya diproyeksikan sebesar Rp 56 triliun.  

Sebelumnya,konsorsium Jasa Marga telah mengikuti lelang pengusahaan jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap bersama para mitra konsorsium. Berdasarkan Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor PB.02.01-Mn/2170 tanggal 10 Desember 2021, Konsorsium Jasa Marga CS dinyatakan sebagai pemenang pelelangan investasi Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 206,65 kilometer (km) itu. Serah terima surat penetapan pemenang lelang ini diserahkan pada Rabu (5/1).

Baca Juga: Tahun Ini Konstruksi Tol Gedebage - Tasikmalaya Dimulai, Target Kelar Tahun 2024

Menyusul penetapan pemenang tersebut, konsorsium Jasa Marga telah membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk pengusahaan tol Getaci, namanya PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC). 

Jasa Marga menjadi pemegang saham mayoritas dalam BUJT tersebut. Perincian komposisi kepemilikan sahamnya yakni Jasa Marga selaku pemegang saham mayoritas sebesar 32,5%, Kemitraan PT Daya Mulia Turangga-Gama Group-PT Jasa Sarana sebesar 27,5%, Waskita Karya sebesar 20%, PTPP sebesar 10%, dan Wijaya Karya sebesar 10%.

“BUJT Didirikan 28 Januari (2022), penandatanganan PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) 31 Januari (2022),” ujar Agus.

Co-Founder B-Trade Elliottician, Halimas Tansil menilai, proyek Getaci baru akan berdampak pada kinerja JSMR setelah jangka panjang. Oleh karenanya, keberadaan tol Getaci bisa membuat saham JSMR menjadi menarik bagi investor pasar modal yang memiliki visi jangka panjang, namun bisa jadi secara sekilas kurang menarik bagi investor jangka pendek.

“Rata-rata tol di Jawa, diproyeksikan BEP (break even point) 7 tahun sejak mulai proyek. Artinya, Tol Getaci untuk 7 tahun pertama ya belum menghasilkan apa-apa, yang ada nyedot duit,” terang Halimas ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (9/2).

Di tahun 2022 ini, Halimas memperkirakan bahwa kinerja Jasa Marga secara umum akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. “Faktornya karena kenaikan volume traffic tol menuju pre pandemi atau bahkan lebih tinggi dari pre pandemi,” ujarnya.

Sepanjang Januari-September 2021 lalu, JSMR membukukan pendapatan konsolidasi Rp 7,60 triliun, tumbuh 21,56% dibanding realisasi pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,25 triliun.

Dari pendapatan itu, JSMR mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 749,41 miliar pada Januari-September 2021, melesat 37,51% dibanding realisasi laba bersih Januari-September 2020 yang sebesar Rp 157,60 miliar. Ketika tulisan ini dibuat, JSMR belum merilis laporan keuangan tahun 2021 untuk setahun penuh.

Baca Juga: Waskita (WSKT) Incar Porsi Konstruksi Pembangunan Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat