KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemburu diskon memanfaatkan telepon seluler dan laptop mereka untuk mengamankan barang elektronik, pakaian, mainan, perhiasan, perangkat rumah tangga, dan bahkan produk perawatan pribadi. Aksi borong ini mereka lakukan dalam momen terbesar belanja online di Amerika Serikat, pada hari Senin. Akibatnya, lalu lintas atau trafik marketplace online megnalami kepadatan dan transaksi meningkat tinggi. Menurut perkiraan Adobe Analytics transaksi di hari belanja ini dapat mencapai rekor total belanja sekitar US$ 12 miliar oleh konsumen AS pada Cyber Monday. Hal ini menggambarkan adanya kenaikan sebesar 5,4% dibandingkan dengan Cyber Monday pada tahun sebelumnya. Para peritel online bersiap untuk memberikan potongan harga rata-rata sebesar 30% untuk barang elektronik, dan 19% untuk perabot keperluan rumah tangga.
"Kami melihat diskon yang sangat besar," kata Vivek Pandya, analis utama di Adobe Digital Insights, yang melacak data melalui layanan Adobe Experience Cloud untuk platform e-commerce.
"Anda memiliki konsumen di luar sana yang sangat sensitif terhadap harga dan sadar, dan yang ingin memastikan mereka mendapatkan penawaran terbaik yang mungkin," tambahnya. Amazon memulai pemasaran Cyber Monday Deals-nya sejak Sabtu pekan lalu, termasuk obral diskon hingga 46% untuk beberapa barang peralatan dapur Instant Pot.
Baca Juga: Tunda Belanja Saat Black Friday, Konsumen AS Menanti Diskon Lebih Besar Lalu obral diskon 37% untuk beberapa jenis blender Vitamix, dan diskon 35% pada pebagai jenis perangkat di Amazon, termasuk Amazon Fire TV 55 inci. Walmart, yang berambisi untuk merebut pangsa pasar di penjualan online juga menurunkan harga pada Minggu malam, dengan bergabung dengan tren obral diskon awal dari pengecer-pengecer pada hari-hari belanja utama di Amerika Serikat. Menurut Adobe, yang mengklaim memiliki akses ke data transaksi di 85% dari 100 pengecer internet teratas, lebih dari setengah dari pembelian online pada hari Senin kemungkinan akan direalisasikan melalui perangkat seluler. Masih mengutip riset Adobe, pada musim liburan akhir tahun ini, transaksi pembelian online melalui ponsel mungkin untuk pertama kalinya melampaui pembelian yang dilakukan dari komputer desktop.
Baca Juga: Wall Street Buka Setengah Hari Perdagangan, Pasar Saham AS Diramal Bergerak Datar Pembeli terakhir menit pada hari Senin bisa menghabiskan US$ 4 miliar antara pukul 6 sore dan 11 malam saja, kata Vivek Pandya. Ia menduga hal ini karena konsumen akan khawatir diskon menjadi lebih kecil setelah momen itu. Pandya mengatakan ia akan memperhatikan apakah para pembeli musim liburan pada hari Senin akan terus "bergeser ke barang-barang lebih murah" dalam kategori, pola yang pernah ia perhatikan sebelumnya tahun ini. "Karena orang-orang memberikan hadiah untuk orang lain, mereka tampaknya memanjangkan sedikit lebih jauh, dan berfoya-foya," katanya, dan diskon besar dari pengecer mungkin membuat mereka dapat menghindari "menggantikan barang lebih murah."
Baca Juga: Ditutup Mixed, Wall Street Catat Kenaikan Mingguan Keempat Berturut-turut Banyak "peritel benar-benar menarik kembali tingkat persediaan mereka, untuk menjaga modal dan meningkatkan margin," kata Rob Garf, wakil presiden dan manajer umum untuk perusahaan ritel di Salesforce, yang melacak data melalui layanan e-commerce Commerce Cloud-nya. "Risiko yang diambil konsumen pada titik ini karena menunggu terlalu lama adalah bahwa suatu produk mungkin tidak tersedia ketika mereka akan membelinya," kata Garf. Seiring berjalannya waktu pada Cyber Monday, lanskap belanja digital dipenuhi aktivitas, didorong oleh konsumen yang canggih teknologi yang mencari penawaran terbaik sebelum pintu-pintu virtual ditutup pada hari belanja online terbesar tahun ini.
Editor: Syamsul Azhar