AUSTRALIA. Penjualan ritel menurun lebih dari yang diprediksikan di bulan September; seiring dengan perlambatan perekonomian global. Menurut Biro Pusat Statistik Australia, penjualan ritel bulanan melandai 1,1%, sebagai dampak yang berkepanjangan dari suku bunga yang tinggi sepanjang satu dekade.Penurunan ini merupakan yang paling besar sejak Agustus 2005. Para analis telah memprediksikan penurunan ini hanya sebesar 0,5%. "Ini adalah kontraksi yang cukup tajam," tegas Moodys Economy.com Matt Robinson.The Reserve Bank, yang berencana untuk bertemu besok, telah memfokuskan pada penjualan enam bulan silam, saat memicu kenaikan tingkat suku bunga ke titik tertinggi sepanjang satu dekade. "Anda sekarang mendapatkan tekanan dobel dari kebijakan uang ketat dari enam bulan silam, seiring dengan kekacauan pasar global. Dan perekonomian global yang melambat akan semakin memberatkan konsumsi rumah tangga," kata Robinson. Harga-harga di pasar akan terpangkas 0,5% ketika bank sentral melakukan pertemuan besok, yang kemungkinan besar akan memangkas suku bunga acuannya dari 6% menjadi 5,5%. Fokus bank sentral telah bergeser dari menahan laju inflasi menjadi menjaga pertumbuhan di tengah tarik-menarik perekonomian lokal yang tersurung oleh resesi global. Inflasi Australia menunjukkan tanda-tanda moderat untuk yang pertama kalinya di TD Securities-Melbourne Institute per Oktober, turun 0,2%. Sinyal pelemahan juga tampak pada angka-angka lain. Menurut Australian Industry (AI) Group-PricewaterhouseCoopers Australian performance Manufacturing Index (PMI), di bulan Oktober aktivitas perindustrian anjlok ke level yang paling rendah sepanjang 16 tahun terakhir. Indeks menurun 6,8 indeks poin menjadi 40,4 poin di bulan Oktober, level yang paling rendah sejak 1992. Harga hunian di kota-kota besar di Australia berkembang di fase yang cukup lambat di hampir tiga tahun ini. Harganya rata-rata letoi 1,8% selama tiga bulan terakhir hingga bulan September lalu; sementara tingkat pertumbuhan tahunan hanya 2,8%.
Konsumen Australia Mulai Berhat-hati Membelanjakan Duitnya
Oleh: Femi Adi Soempeno
Senin, 03 November 2008 13:56 WIB
BERITA TERKAIT
Internasional
Aussie dan Kiwi Jeblok Terhadap Dolar dan Yen
Investasi