Konsumen lebih suka pilih rumah "ready stock"



JAKARTA. Pergeseran perilaku konsumsi produk properti, rupanya sudah mulai menggejala. Konsumen properti tak lagi percaya pada pengembang yang menawari produk hanya berbekal gambar desain, dan "cuap-cuap" petugas marketing. Konsumen properti Indonesia, khususnya di perkotaan, sudah mulai menyadari posisi tawarnya lebih kuat ketimbang pengembang. Oleh karena itu, mereka akan percaya dan bisa diyakinkan jika produk properti yang ditawarkan, sudah terwujud. Hal tersebut diutarakan sejumlah konsumen yang ditemui Kompas.com, saat pameran Indonesia Properti Expo 2014 yang diselenggarakan sejak Sabtu (8/2) hingga Minggu (16/2). Ariez Sugiarto, pegawai yang berkecimpung di pasar modal dan berkantor di CBD Sudirman, dan berkunjung ke lokasi pameran pada Selasa (11/2), mengatakan, ia lebih tertarik dan yakin untuk membeli properti siap huni (ready stock) ketimbang properti inden. "Rumah yang sudah jadi memberikan garansi keamanan terhadap uang yang kita keluarkan. Membeli rumah siap huni juga membuat saya merasa lebih secure dan tidak khawatir. Kalaupun tidak ada pengembang yang menyediakan ready stock, kami harus realistis, lebih mempercayakan uang kepada pengembang besar," ujar Ariez yang datang bersama teman-temannya. Sementara Heidy, pemilik rumah di Kemang, Jakarta Selatan, lebih memilih apartemen yang sudah "terlihat" kemajuan pembangunan strukturnya. "Lebih baik mengeluarkan dana lebih mahal untuk mendapatkan apartemen yang menampakkan progres pengerjaan, ketimbang harga murah, namun belum tentu dibangun," tandas Heidy yang sudah memiliki beberapa properti dan mengincar properti berikutnya untuk disewakan kembali. Permintaan konsumen terhadap rumah atau properti siap huni, bukannya tidak disadari oleh para pengembang. Bahkan, dari 160 peserta pameran, hampir 20 persen menyediakan rumah siap huni. Kendati komposisi rumah siap huni terhadap total produksi belum mencapai 10 persen dalam satu klaster atau proyek baru, namun fenomena tersebut sudah mulai menguat. Menurut Presiden Direktur PT Rolas Sapta Mandiri, Windiarti Soebadio Choesin, salah satu pengembang yang membangun rumah siap huni, mengatakan, konsumen sekarang jauh lebih kritis dan cerdas. Mereka akan secara mendetail bertanya tentang rumah yang akan dibelinya dari A sampai Z serta rekam jejak pengembang. "Mereka tidak akan mudah mengeluarkan uang jika yang membangun bukan pengembang bonafid dengan nama besar. Kalaupun mereka bersedia membeli, pastilah produk hunian yang sudah berwujud atau terdapat rekam jejak portofolio pengembang yang bersangkutan," ujar Windiarti. Rolas Sapta Mandiri, saat ini memasarkan Griya Bukit Mandiri dan Puri Kania. Keduanya berada di Depok, masing-masing terdiri atas 70 dan 6 unit. Dari total 70 unit Griya Bukit Mandiri, 24 unit di antaranya merupakan rumah siap huni. Sedangkan 46 sisanya merupakan kavling siap bangun. "Sudah delapan unit yang laku terjual sejak dipasarkan November 2013. Para pembeli rumah ready stock tersebut adalah kalangan menengah yang bekerja di Jakarta. Karakter pembelinya serupa, kritis dan cerdas," imbuh Windiarti. Demikian halnya dengan Relife Property Group yang selalu menyisipkan rumah siap huni dalam setiap proyek perumahan yang dikembangkannya. Menurut Presiden Direktur Relife Property Group, Ghofar Rozaq Nazila, pihaknya akan membangun rumah siap huni dalam setiap pipeline penjualan proyek-proyek perumahan mereka. "Tidak dalam jumlah banyak, namun selalu ada dan akan disisipkan dalam setiap realisasi pryek baru. Contohnya di perumahan Relife Greenvile dan Relife Greenland di Bogor," ungkap Gofar, Rabu (12/2). (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan