JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak berhenti membuat kontroversi. Setelah menggusur kios pedagang di stasiun dengan dalih meningkatkan pelayanan, mereka berencana menghapus layanan kereta rel listrik (KRL) ekonomi mulai April. Sontak, rencana itu menuai reaksi keras dari warga pengguna transportasi massal tersebut. Senin (25/3), ratusan pengguna KRL bertarif murah melakukan aksi protes dengan memblokade jalur kereta di Stasiun Bekasi Jawa Barat. Akibatnya, lalu lintas kereta sempat terganggu. Sekadar tahu, selama ini, KRL ekonomi sangat membantu warga berpenghasilan minim yang nglajo bekerja di Ibukota. Tarif KRL ekonomi cuma Rp 1.500- Rp 2000 sekali jalan. Sedangkan tarif baru KRL commuter line sebesar Rp 8.000–Rp 8.500. Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta (KCJ), Tri Handoyo dikutip Antara menyebut penghentian KRL non-AC tujuannya untuk meminimalisir gangguan perjalanan KRL.
Konsumen menolak rencana penghapusan KRL ekonomi
JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak berhenti membuat kontroversi. Setelah menggusur kios pedagang di stasiun dengan dalih meningkatkan pelayanan, mereka berencana menghapus layanan kereta rel listrik (KRL) ekonomi mulai April. Sontak, rencana itu menuai reaksi keras dari warga pengguna transportasi massal tersebut. Senin (25/3), ratusan pengguna KRL bertarif murah melakukan aksi protes dengan memblokade jalur kereta di Stasiun Bekasi Jawa Barat. Akibatnya, lalu lintas kereta sempat terganggu. Sekadar tahu, selama ini, KRL ekonomi sangat membantu warga berpenghasilan minim yang nglajo bekerja di Ibukota. Tarif KRL ekonomi cuma Rp 1.500- Rp 2000 sekali jalan. Sedangkan tarif baru KRL commuter line sebesar Rp 8.000–Rp 8.500. Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta (KCJ), Tri Handoyo dikutip Antara menyebut penghentian KRL non-AC tujuannya untuk meminimalisir gangguan perjalanan KRL.