Konsumsi BBM naik 11%, kuota belum tentu bertambah



JAKARTA. Konsumsi BBM bersubsidi pada tahun 2014 yang dijatahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar 48 juta kiloliter (KL) dipastikan naik.

Pembagian volume jenis BBM 48 juta KL terdiri dari 32, 46 juta KL untuk Premium, 900.000 KL untuk minyak tanah (Kerosin), serta 14,64 juta KL untuk solar.

Edy Hermantoro, Direktur Jenderal Minyak dan Gas KESDM menyampaikan, untuk BBM jenis solar ada kenaikan sebesar 11 persen.


Apalagi, Pertamina juga ingin mengajukan tambahan kuota solar. Namun, KESDM masih membahas mengenai kuota tambahan BBM bersubsidi dengan Kementerian Keuangan agar posisi kuota masih sama seperti 48 juta KL.

"Kuota solar naik 11% tapi pemerintah akan terus lakukan pengendalian-pengendalian. Keputusan kenaikan kuota solar dan premium akan dihitung pada Mei nanti. Kita sudah koordinasikan juga dengan BPH Migas agar Kepmen ESDM No.1 diperketat, " kata Edy, Senin (28/04).

Dari jatah 48juta KL tersebut, pembagian jatah volume di setiap badan usaha juga berbeda. BPH Migas menugaskan distribusi kepada 3 badan usaha saja. Yakni, Pertamina mendapat jatah 47, 35 juta KL dengan rincian premium 32,32 juta KL, kerosin 900.000 KL, dan solar 14,15 KL.

Sementara itu, AKR Corporindo mendapat jatah 640.000 KL dengan rincian premium 140.000 KL dan solar 500.000 KL, sedangkan Surya Parna Niaga hanya mendistribusikan solar saja dengan kuota 5.000 KL.

Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina mengatakan, hingga saat ini Pertamina belum pernah secara resmi minta tambahan kuota ke pemerintah.

"Kita masih lakukan subsidi yang dijatahkan hingga Desember 2014 nanti, pada saatnya nanti kita pasti sampaikan ke pemerintah. Sekarang Pertamina masih bicarakan ini dengan ESDM dan BPH Migas untuk upaya apa yang bisa segera di implementasikan," kata Hanung, Selasa (29/04)

Tidak ada penambahan kouta

Jika nantinya kuota solar dan premium ditambah, maka hal itu akan berpengaruh kepada perubahan Anggaran Penetapan Belanja Modal Perubahan (APBN-P) 2014 oleh Komisi VII DPR. 

Sementara itu, Jero Wacik, Menteri ESDM menegaskan, pemerintah akan terus berupaya agar kuota tetap sama. Jika tahun ini solar yang naik, maka penggunaan premium harus dikendalikan.

Ia bilang, tahun lalu penggunaan solar turun, tapi premiumnya yang naik. "Kuota itu gabungannya 48 juta KL, solar dan premium suka main-main. Kadang premium lebih tinggi, solar turun seperti tahun lalu. Sekarang sebaliknya. Makanya premium harus diturunkan dengan penggunaan biofuel," kata Jero.  

Jero juga bilang, saat ini pemerintah belum ada niat untuk menaikkan harga premium untuk mengendalikan kuota.

Dia menjamin bahwa tidak ada penambahan kuota solar karena pemerintah sudah mengeluarkan mandatori pencampuran BBN ke solar pada tahun ini sebesar 10%. Dengan pencampuran itu, maka, ada penghematan kuota solar sebanyak 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan