JAKARTA. Konsumsi domestik untuk minyak kelapa sawit alias CPO didominasi oleh industri pengolahan makanan. Kebutuhan CPO sebagai bahan baku di sektor makanan rata-rata meningkat hampir 4% per tahun sejak 2003. Data unit pelayanan pertanian luar negeri Departemen Pertanian AS atawa USDA Foreign Agricultural Service (FAS) memprediksi, kebutuhan CPO bagi industri pengolahan makanan domestik di tahun pemasaran 2011/2012 sekitar 4,6 juta metrik ton. Angka prediksi ini memperhitungkan kebutuhan CPO sebagai bahan baku biofuel tidak mengalami pertumbuhan progresif dalam dua tahun ke depan. Subsidi pemerintah yang terbatas di sektor ini akibat persaingan dengan subsidi pemerintah untuk minyak membuat perkembangan bisnis biofuel tidak maksimal. Program pengembangan industri hilir di sektor CPO oleh Pemerintah Indonesia yang berjalan lambat terutama untuk industri oleokimia, membuat industri CPO untuk kebutuhan rumah tangga dan oleokimia hanya akan mengalami pertumbuhan moderat. FAS memprediksi, peningkatan penggunaan CPO untuk biofuel dan oleokimia hanya akan sebesar 1,25 metrik ton untuk tahun 2011/2012. Sementara itu, industri pakan ternak akan menyerap sekitar 185.000 metrik ton CPO tahun 2011/2012. Angka ini meningkat akibat naiknya produksi makanan ternak tahun ini yang sebesar 11 juta metrik ton tahun ini. Ekspor CPOFAS pun memprediksi ekspor CPO tahun 2011/2011 akan tetap berada di posisi 19,35 juta metrik ton. Pelaksanaan Renewable Energy Directive (RED) dan tekanan para pecinta lingkungan terhadap industri sawit yang menjadi pendorong ekspor CPO tidak bertumbuh signifikan. Namun begitu, penjualan CPO ke Uni Eropa diperkirakan masih akan bertumbuh. Perkiraan jumlah ekspor ke Uni Eropa yang berada di kisaran 3,3 juta metrik ton untuk tahun penjualan 2010/2011 akan meningkat di atas 3,5 juta metrik ton di 2011/2012. Selain itu, pemerintah bulan ini menurunkan pajak ekspor alias bea keluar CPO menjadi 17,5% dari 22,5% yang berlaku pada April 2011. Hal ini membuat harga pengiriman CPO pada bulan Mei 2011 menjadi lebih murah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Konsumsi CPO di industri pengolahan makanan domestik tumbuh 4% per tahun
JAKARTA. Konsumsi domestik untuk minyak kelapa sawit alias CPO didominasi oleh industri pengolahan makanan. Kebutuhan CPO sebagai bahan baku di sektor makanan rata-rata meningkat hampir 4% per tahun sejak 2003. Data unit pelayanan pertanian luar negeri Departemen Pertanian AS atawa USDA Foreign Agricultural Service (FAS) memprediksi, kebutuhan CPO bagi industri pengolahan makanan domestik di tahun pemasaran 2011/2012 sekitar 4,6 juta metrik ton. Angka prediksi ini memperhitungkan kebutuhan CPO sebagai bahan baku biofuel tidak mengalami pertumbuhan progresif dalam dua tahun ke depan. Subsidi pemerintah yang terbatas di sektor ini akibat persaingan dengan subsidi pemerintah untuk minyak membuat perkembangan bisnis biofuel tidak maksimal. Program pengembangan industri hilir di sektor CPO oleh Pemerintah Indonesia yang berjalan lambat terutama untuk industri oleokimia, membuat industri CPO untuk kebutuhan rumah tangga dan oleokimia hanya akan mengalami pertumbuhan moderat. FAS memprediksi, peningkatan penggunaan CPO untuk biofuel dan oleokimia hanya akan sebesar 1,25 metrik ton untuk tahun 2011/2012. Sementara itu, industri pakan ternak akan menyerap sekitar 185.000 metrik ton CPO tahun 2011/2012. Angka ini meningkat akibat naiknya produksi makanan ternak tahun ini yang sebesar 11 juta metrik ton tahun ini. Ekspor CPOFAS pun memprediksi ekspor CPO tahun 2011/2011 akan tetap berada di posisi 19,35 juta metrik ton. Pelaksanaan Renewable Energy Directive (RED) dan tekanan para pecinta lingkungan terhadap industri sawit yang menjadi pendorong ekspor CPO tidak bertumbuh signifikan. Namun begitu, penjualan CPO ke Uni Eropa diperkirakan masih akan bertumbuh. Perkiraan jumlah ekspor ke Uni Eropa yang berada di kisaran 3,3 juta metrik ton untuk tahun penjualan 2010/2011 akan meningkat di atas 3,5 juta metrik ton di 2011/2012. Selain itu, pemerintah bulan ini menurunkan pajak ekspor alias bea keluar CPO menjadi 17,5% dari 22,5% yang berlaku pada April 2011. Hal ini membuat harga pengiriman CPO pada bulan Mei 2011 menjadi lebih murah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News